Medan Bernalar, Bikin Kelas Belajar untuk Anak-anak Pinggiran
Dirikan Sanggar Pelita dan Lapak Baca Jalanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi masyarakat. Hal itu yang menjadi dasar bagi sekelompok mahasiswa yang menamakan dirinya Komunitas Medan Bernalar. Mereka membuat komunitas epistemik dengan berfokus pada dua isu utama yakni kemiskinan dan kebodohan.
Medan Bernalar membuat kelas-kelas belajar secara terbatas kepada anak-anak, agar tetap dapat belajar dan mengikuti pelajaran di sekolah. Salah satunya dengan mendirikan Sanggar Pelita untuk membantu pendidikan anak-anak di pinggiran Sungai Deli Medan yang terdampak pandemik COVID-19. Hal ini membuat mereka mendapat apresiasi dari DAAI TV Award.
Kegiatan ini guna menghindari pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba, di tengah generasi muda dan mahasiswa yang merupakan harapan bangsa, maka kegiatan- kegiatan seperti ini diperlukan. Yuk, mengenal lebih jauh komunitas Medan Bernalar ini.
Baca Juga: Senin Uji Coba, Ini Aturan Pembelajaran Tatap Muka di Binjai
1. Kondisi pandemik haruskan siswa belajar daring, masyarakat marjinal tak siap dari sisi ekonomi dan pengetahuan internet
Kondisi pandemik yang mengharuskan siswa belajar secara daring membuat banyak permasalahan di masyarakat marjinal yang tak siap dengan metode daring ini, baik dari sisi ekonomi maupun dari pengetahuan tentang penggunaan internet dan smartphone untuk belajar.
Medan bernalar merupakan wujud dari gerakan sosial anak muda mudi progresif Kota Medan untuk di bidang pendidikan khususnya yang memberikan perhatian kepada Kota Medan.
Sedangkan, Sanggar Pelita yang berdiri sejak Agustus 2020 merupakan wujud dari komitmen Medan Bernalar untuk memberikan akses pendidikan moral apalagi ketika waktu pandemik saat ini banyak anak-anak didik yang tidak sekolah.
"Tahu mereka belajar via online atau daring. Ini merupakan sebuah trigger di kita untuk membantu anak-anak apalagi khususnya mereka yang tidak mempunyai kuota ataupun orangtuanya tidak konsen dalam hal masa pembelajaran daring ini untuk memperhatikan mereka," ucap Founder Komunitas Medan Bernalar, Ahmad Zidane.
Baca Juga: Aksi Buka Kedai 2.000 dan Komunitas Medan Bernalar Dapat DAAI Awards