TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Didukung PTAR, Sopo Daganak Jadi Panggung Lahirkan Anak Desa Kreatif

Misi PT Agincourt Resources siapkan generasi emas

PT Agincourt Resources gelontorkan biaya Rp 4,5 Miliyar membangun gedung dan fasilitas di Sopo Daganak yang berada di Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan (Hendra Simanjuntak/IDNTimes)

Batangtoru, IDN Times- Sopo Daganak, diambil dari perpaduan dua bahasa daerah Tapanuli, Sumatra Utara (Sumut). Sopo, dalam Bahasa Batak artinya rumah atau tempat bernaung. Daganak, dalam bahasa Mandailing artinya anak.

Sopo Daganak atau rumah anak, dapat ditemukan di Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara. 

Dari kota Sibolga ke Desa Napa, jarak harus ditempuh sekitar 55,9 Kilometer, atau 1,5 jam perjalanan dengan menggunakan sepedamotor.

Bisa dikatakan, Desa Napa merupakan daerah terpencil di Tapsel, dengan suasana alam penghijauan nan asri.

Namun dari daerah terpencil ini, Sopo Daganak menjelma jadi panggung kreatif untuk anak-anak desa mengeluarkan potensinya di bidang seni dan budaya.

Baca Juga: Agincourt Resources Inisiasi Deklarasi Stop BABS di Tapsel

Semula lokasi Taman Baca Anak binaan PTAR

Kelompok Taman Baca Anak merupakan binaan PT Agincourt Resources (Dok/IDNTimes)

Sopo Daganak berdiri di atas lahan 4.430 meter, terbuat dari beton permanen dan dibangun pada 19 Juli 2017 lalu.

Di Sopo Daganak, beberapa aktivitas anak berusia 10-17 tahun ditemui. Mulai dari kegiatan membaca hingga menari.

Siapa sangka, saat ini Sopo Daganak menjadi wadah pendidikan informal bagi anak yang dibina para tenaga pengajar profesional.

Beranjak dari sejarah bangunan, Sopo Daganak semula lokasi kelompok Taman Baca Anak (TBA) di Desa Napa. Salah satu dari 15 kelompok binaan dari PT Agincourt Resources (PTAR).

Seiringnya waktu, Sopo Daganak jadi gedung besar yang memiliki fasilitas, sebagai tempat belajar dan berlatih.

PTAR terima saran dari orangtua hingga gelontorkan biaya miliaran rupiah

Kegiatan pentas seni budaya yang diselenggarakan di Gedung Sopo Daganak (Dok/ IDNTimes)

Selain taman membaca, saat ini Sopo dimanfaatkan menjadi sarana latihan tari dan musik tradisional, modern dan keagamaan.

Awal gedung Sopo Daganak dibangun berkat usulan orangtua, lalu di-support pihak PT Agincourt Resources (PTAR). PTAR adalah perusahaan tambang emas ternama di Sumatera Utara, beroperasi di Aek Pining, Kecamatan Batang Toru.

Tak tanggung-tanggung, PTAR kucurkan biaya besar untuk pembangunan Sopo Daganak ditaksir milliaran rupiah, lewat Corporate Social Responsibility (CSR).

"Awalnya taman baca. Usulan orangtua, Sopo daganak jadi tempat latihan menari dan musik. Usulan itu disampaikan ke PTAR melalui TBA Operator," jelas Dastri Sejoli Dahyuni, pengelola Teater Sopo Daganak dari Perkumpulan Sahabat Cerdas (Persada), Selasa (28/02/2023).

Baca Juga: Agincourt Resources Inisiasi Deklarasi Stop BABS di Tapsel

Sopo Daganak mampu tampung 500 orang penonton

Karyawan PTAR dan pengurus PERSADA foto bersama di gedung Sopo Daganak (Dok/ IDNTimes)

Setelah dibangun, gedung Sopo Daganak diresmikan oleh mantan Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu, 18 November 2017. Sementara, pendidikan informal dimulai sejak 2018, diawali pengenalan beragam seni budaya lokal maupun luar daerah.

"Di pendidikan ekstrakurikuler ini kita perkenalkan potensi dan talenta anak, agar mampu beradaptasi di luar lingkungan, diajarkan punya kepercayaan diri tampil di festival seni budaya, baik lokal maupun nasional," kata Dastri.

Sopo Daganak juga tersedia alat musik modern dan tradisional, fasilitas kantor pengelola, dan perpustakaan mini.

"Ada juga sound system, sofa, taman mini, meja, amphitheatre (gelanggang pertunjukan terbuka) berkapasitas 500 penonton," sebut Dastri.

Beberapa pentas seni pernah diikuti oleh anak Sopo Daganak. Misalnya pentas seni yang terselenggara 2 kali setahun dengan melibatkan 150 anak. Kegiatan itu juga selalu didukung oleh orangtua.

"Rutinitas lainnya latihan gondang, musik modern, nasyid. Sopo Daganak terbuka buat semua anak di Batang Toru dan Muara Batang Toru," tambahnya.

Menurut Dastri, banyak anak-anak tidak terlalu unggul aspek kognitif (mental), namun unggul dalam aspek psikomotor (skill), ingin berekspresi di ranah publik.

"Potensi seperti inilah harus dilatih dan dipupuk, agar menjadi bakat terarah dan berdampak positif. Terutama menuju Indonesia emas 2045," ungkap Dastri.

PTAR ikut sukseskan generasi emas

Kegiatan pentas seni anak yang diselenggarakan di gedung Sopo Daganak (Dok/IDNTimes)

Tahun 2045 mendatang adalah momen bersejarah, karena Indonesia akan genap berusia 100 tahun atau satu abad. Hal ini tentu menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana, dan gagasan generasi emas 2045 untuk Indonesia.

Generasi emas adalah generasi muda produktif, inovatif, damai berinteraksi sosial, berperadaban unggul, berkarakter yang kuat.

Terlepas berkaitan atau tidaknya, namun PTAR siap dukung visi generasi emas 2045. Dimulai hal terkecil, mewujudkan generasi produktif dan berbudaya.

Baca Juga: Ada Filosofi Tiki-Taka pada Taktik PTAR Wujudkan Tambang Berkelanjutan

Berita Terkini Lainnya