TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Respon Klasik saat Menagih Utang, Ada yang Sama?

Terkadang bikin jengkel, setuju?

ilustrasi utang (pexels.com/cottonbro)

Pinjam meminjam adalah kegiatan yang tak bisa lepas dari kehidupan seseorang. Ada yang bertindak sebagai peminjam maupun pemberi. Jika selama ini si peminjam terkadang kesusahan dalam membayar utang, si pemberi pun mengalaminya juga.

Alih-alih mendapatkan uangnya kembali malah respon yang tak terduga didapat. Bahkan terlihat seperti pengemis. Miris, bukan? Nah, seperti apa sih respon-respon kebanyakan saat menagih utang? Berikut ulasannya.

1. Menceritakan keadaannya yang susah

ilustrasi curhat (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Rata-rata orang yang menagih utang mempunyai kondisi di mana sedang mengalami kesulitan dalam keuangan. Namun, tak selamanya berhasil. Terkadang justru curhatan kesedihan yang didapat dari si peminjam uang.

Berusaha membuat sang pemberi utang menjadi luluh dengan keadaannya. Jika fakta di lapangan memang benar, tentu saja tidak masalah. Yang dipermasalahkan jika adanya kebohongan di balik wajah sedihnya.

Baca Juga: Tips Menjadi Reseller untuk Pemula, Biar Cepat Dapat Cuan!

2. Susah dihubungi 

ilustrasi menghubungi seseorang (unsplash.com/Jonas Leupe)

Si peminjam awalnya mudah dihubungi. Cicilan di awal terlihat lancar. Baik dari membayar utang maupun komunikasi. Namun, begitu di tengah, tiba-tiba si peminjam hilang kontak. Begitu sudah dapat nomor baru yang bisa dihubungi, tak lama kemudian menghilang.

Kejadian tersebut pun berulang kali terjadi. Yang jadi masalah, jika si peminjam adalah orang merantau. Tidak ada pihak keluarga yang bisa dihubungi. Nah, bagi yang bukan orang rantau pun, terkadang pihak keluarganya menutup mata. 

3. Marah-marah

ilustrasi marah (unsplash.com/ Icons8 Team)

Jadi penagih utang memang harus siap mental, setuju? Biasanya, lebih garang si peminjam uang daripada yang menagih. Kamu pun bisa melihat ada beberapa berita, hanya karena menagih utang berujung maut. Ngeri, bukan?

Seharusnya si peminjam sadar diri karena harus membayar kewajibannya, malah si penagih yang takut duluan. Selain marah-marah, menggunakan kalimat yang seolah-olah menyudutkan kepribadian sang peminjam. Misal,

"Baru dipinjam uangnya segitu aja, kalutnya minta ampun. Dasar pelit."

4. Minta pinjaman lagi

ilustrasi orang memegang uang (unsplash.com/Alexander Mils)

Idealnya, orang yang berutang merasa kebebanan jika mempunyai utang belum terlunaskan. Mau itu nominalnya sedikit atau banyak yang jelas baginya melakukan apapun jadi tak tenang.

Lain dengan tipe peminjam ini. Niat berpikiran positif bahwa akan dapat uang kembali malah diminta pinjaman lagi. Entah karena sekalian menumpuk utang atau tidak ada orang lagi yang menjadi tempat pertolongan.

Baca Juga: 10 Cerita Random Warganet Nagih Utang ke Teman, Penuh Drama!

Verified Writer

Dyan Yudhistira

IG: @dyanyudhis // Terima kasih sudah mau membaca. Semoga bahagia selalu. Aamiin..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya