Kisah Muhammad Ridho Lubis, Ksatria JNE Medan yang Aktif Berdakwah
Lolos 18 besar AKSI Indosiar 2023
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tuntutan pekerjaan tak menghalangi orang untuk bisa bermanfaat untuk orang lain. Prinsip itu dipegang Muhammad Ridho Lubis. Bertugas sebagai karyawan JNE siapa sangka dia juga seorang pendakwah.
Bahkan dia baru saja terpilih ikut ajang pencarian bakat, Akademi Sahur Indonesia (AKSI) 2023 yang tayang di Indosiar pada Ramadan 1444 Hijriah lalu.
Siapa sebenarnya Ridho?
Sudah lima tahun terakhir bekerja di JNE Sumatra Utara. Ksatria JNE, itu panggilan yang biasa diberikan perusahaan jasa ekspedisi ini kepada karyawan prianya.
Ridho mengawalinya sebagai kurir pada 2018 lalu. Selama satu setengah tahun, Ridho memacu sepeda motornya dengan membawa setumpuk paket yang akan diantar ke pemesannya.
Selama menjadi kurir, Ridho mengakui banyak pengalaman yang didapatkannya. Baik sedih maupun senang. Tapi hal itu dijalaninya dengan ikhlas.
"Waktu kurir dulu banyak cerita menyenangkan hingga sedih. Dulu karena badan saya kecil bawa banyak paket, banyak customer yang kasihan, akhirnya ngajak ngobrol dekat jadi kayak saudara. Punya teman baru. Kita ngantar paket gak hanya antar langsung pergi," ucap Ridho mengawali cerita kepada IDN Times, Senin (22/5/2023).
Sementara untuk pengalaman buruk dijadikannya sebagai pelajaran. Termasuk menghadapi customer dengan mood yang buruk. "Ada yang bawaannya marah-marah. Mungkin ada masalah, tapi saya tetap tersenyum. Kalau pengalaman buruk COD dulu pernah tidak dibayar. Paket sudah saya antar ke asisten rumah tanggannya, dan janjinya mau ditransfer sama pemilik rumah. Tapi ternyata tidak dibayar dan akhirnya saya harus membayar pakai uang saya," kenang pria berusia 28 tahun itu.
Baca Juga: 12 Potret Lucu Kurir Tetap Antar Paket Pas Lebaran, Gak Habis-habis!
Mulai suka berdakwah sejak berkuliah
Dari kurir Ridho kemudian pindah posisi jadi Sales Counter Officer (SCO). Bertugas di front office selama 9 bulan. Dia juga sempat jadi sales di Pematangsiantar.
Di kota ini, Ridho banyak mengisi waktunya dengan berdakwah. Hal yang ternyata sudah diminatinya sejak menimba ilmu di Darul Ulum Kisaran. Selain itu Ridho juga ternyata pernah menekuni sebagai penyanyi melayu dan kasidah.
"Mulai tertarik dakwah karena sering menggantikan jadwal orang. Lama-lama kok merasa tertarik. Apalagi mengisi ceramah itu ada yang suka. Mulai fokus dakwah itu sebenarnya baru tahun lalu. Waktu itu ditugaskan perusahaan sebagai sales di Siantar. Saya ambil waktu santai di luar pekerjaan untuk dakwah," katanya.
Dengan pendidikan agama yang kuat, tamatan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Samora, Siantar itu pun mulai aktif mengasah kemampuannya berdakwah di Siantar. Mulai dari mengisi ceramah Salat Jumat hingga kegiatan perayaan keagamaan.
"Awal-awal hanya sebatas khatib Jumat. Kemudian saya masuk ikut komunitas dakwah, Komunitas Pendakwah Keren. Di situ saya mulai pelan-pelan mengembangkan diri dengan mengisi perayaan isra mikraj, maulid. Di situ mulai dimatangkan," ungkap suami Sinta ini.
Dari situ perusahaan tahu Ridho juga seorang pendakwah. Namun dia justru mendapat dukungan. Dia kemudian dipercaya mengisi acara-acara di kantornya.
"Setiap bulan di JNE salah satu briefing bulanan, diselipkan dakwah. Saya dipercaya untuk mengisinya," kata Ayah satu anak ini.
Baca Juga: Ulos dan Songket Diva Hutabarat Sudah Terbang Sampai ke Australia