Aksata Pangan membagikan beras surplus (instagram.com/aksatapangan)
Berdasarkan keterangan Larasati, beberapa masyarakat masih berpikir kenapa mereka harus diberi makanan “sisa”, padahal makanan yang diberikan bukanlah makanan sisa, tetapi makanan yang berpotensi terbuang karena faktor fisik yang tidak estetik dan tidak terjual.
Aksata Pangan dapat disebut sebagai organisasi non profit, meskipun berbentuk yayasan namun konsennya ialah aksi sedekah makanan yang sama sekali tak menmungut biaya dari pemberian atau pengambilan makanan.
Larasati menjelaskan jika total makanan yang terkumpul perharinya dapat mencapai 10-15 kilogram makanan. Pada tahun 2022 dulu sekitar 18 ton yang telah diselamatkan yang mana seharusnya itu berakhir di tong sampah namun mereka telah berhasil mendistribusikan.
“Kalau dihitung per porsi, mungkin sekitar 56 ribu makanan yang telah kami salurkan. Jika yang masuk seperti sayuran atau buah-buahan, kadang kita akan olah lagi menjadi makanan jadi, kadang pula langsung kita bagi seperti makanan dari hotel begitu,” tuturnya.
Larasati menyebutkan jika mereka bekerja sama dengan beberapa toko kue, Nutrifood, McD, serta beberapa hotel di Kota Medan. Perempuan yang pada 28 Maret 2023 mendapatkan penghargaan “Winner Every You Does Good Heroes” oleh Unilever ini turut berharap agar Aksata Pangan dapat didukung oleh banyak komunitas lain dan khususnya pemerintah.
“Kita sungguh berharap ada suatu kebijakan yang mengatur tentang bank makanan, sehingga ada landasan yang menjelaskan soal kebermanfaatan. Sehingga masyarakat paham bahwa organisasi ini punya standard yang sesuai prosedur. Karena proses food bank ini tidak hanya membantu masalah sampah makanan, tapi juga menyumbang green emision, kalau tadinya berakhir di TPA tapi kini bisa dikonsumsi,” pungkasnya.