Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aksata Pangan berbagi makanan surplus kepada masyarakat (Instagram.com/aksatapangan)

Medan, IDN TImes- Selalu ada inovasi yang mengiringi langkah-langkah Suci Larasati dalam melakukan kegiatan berfilantropi. Selain karena itu adalah kegemarannya, menolong sesama juga ia anggap sangat memberi manfaat bagi orang yang sedang membutuhkan. Bersama teman-temannya yang memiliki kegemaran serupa, Larasati melakukan aksi nyata dengan mendirikan Aksata Pangan yang merupakan salah satu organisasi bank makanan (food bank) berbasis amal.

Founder Aksata Pangan ini menjelaskan jika inisiasi organisasi ini didirikan karena pengalaman pribadinya semasa kuliah. Larasati kerap mengikuti banyak kegiatan saat masa kuliah yang sifatnya bermanfaat untuk pengalamannya maupun kemaslahatan masyarakat. Atas renungan  itu dirinya membulatkan niat untuk menciptakan suatu wadah atau kegiatan yang menyumbang manfaat untuk daerah asalnya, yakni Kota Medan.

1. Gemar bersedekah jadi cikal-bakal Aksata Pangan didirikan

Siti Suci Larasati, Founder Aksata Pangan (instagram.com/aksatapangan)

Bagi Larasati selaku perempuan yang gemar melakukan aksi-aksi filantropi, bergerak dan melakukan tindakan nyata kepada masyarakat merupakan salah satu hal yang setidaknya harus dilakukan tanpa ditawar. Ia mewujudkan esensi pergerakan itu dibantu oleh teman-temannya dengan mengonsep ide bank makanan yang sangat asing di telinga masyarakat awam. Padahal menurutnya, konsep ini sangat berguna bagi masyarakat, khususnya kota Medan.

“Awalnya, sih, ini adalah suatu komunitas yang isinya anak-anak muda. Kita sebagai anak muda datang dengan membawa konsep memberi sedekah makanan kepada yang membutuhkan. Dan kita memiliki gagasan dengan mengoptimalkan makanan-makanan yang masih bagus kualitasnya namun sering dibuang,” kata Larasati.

Sebelum berganti nama, dulunya Aksata Pangan memiliki nama Food Truck Sedekah. Dari sebuah komunitas kecil yang diisi sekumpulan anak-anak muda, organisasi yang berdiri sejak tahun 2018 ini telah menarik atensi masyarakat Kota Medan. Bahkan kini telah menarik atensi beberapa relawan.

“Cikal-bakalnya adalah kegemaran bersedekah dalam bentuk makanan. Hingga pada akhirnya kita mendapat donasi telur. Nah, bagi sebagian orang telur yang kita terima pada saat itu sering terbuang, sebab bentuknya yang tak sesuai dengan standard karena kecil-kecil sehingga tak terjual dengan maksimal. Namun, jika diolah sebenarnya masih bisa dan kualitasnya masih bagus. Dari hal tersebutlah kami benar-benar berpikir jika sumber makanan yang sering terbuang masih memiliki potensi untuk diolah,” katanya.

2. Dikhususkan untuk masyarakat kurang mampu

Editorial Team

Tonton lebih seru di