Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ramadan (unsplash.com/Sid Balachandran)

Ramadan menjadi bulan yang sangat ditunggu oleh semua umat muslim. Ramadan menjadi momen berkumpul bersama keluarga di rumah. Namun, ada juga yang harus melaksanakan Ramadan sendirian di tanah rantau karena berbagai hal yang mendesak.

Salah satu kalangan yang melaksanakan Ramadan jauh dari keluarga adalah mahasiswa yang masih aktif berkuliah. Anak rantau yang berkuliah jauh dari keluarga biasanya akan banyak mengalami hal-hal yang berbeda dengan di rumah. Hal-hal berikut mungkin akan dirasakan oleh kalian, para anak kos yang melaksanakan Ramadan di tanah rantau.

1. Lebih sibuk karena harus menyiapkan menu sahur dan berbuka seorang diri

ilustrasi menyiapkan makanan (unsplash.com/Gaelle Marcel)

Sebagai anak kos yang tinggal sendirian, maka melakukan pekerjaan sendirian merupakan hal yang biasa. Saat bulan ramadan, waktu sibuk akan lebih banyak karena harus menyiapkan menu sahur dan berbuka. Hal ini membuat anak kos harus sigap dan dapat mengestimasi waktu agar makanan siap tepat di waktu sahur dan berbuka.

Kegiatan ini mungkin akan membuat sebagian anak kos kebingungan, terutama bagi yang pertama kali melakukan ramadan sendirian. Jika biasanya di rumah dibantu oleh keluarga, maka di kosan harus menyiapkan segalanya sendirian. Memang terasa berat, tetapi lama-kelamaan akan semakin ringan dilakukan.

2. Menu sahur dan berbuka yang lebih sederhana daripada di rumah

ilustrasi menu berbuka (unsplash.com/Rachael Gorjestani)

Siapa yang selalu kalap ketika menyantap makanan sahur dan berbuka? Apalagi di rumah dengan menu yang berlimpah dan melezatkan. Pastinya mulut seakan tidak mau berhenti mengunyah.

Kebiasaan tersebut harus kalian hindari ketika menjadi anak kos. Sayang sekali jika kalian memasak atau membeli banyak makanan sahur dan berbuka, tetapi tidak habis dimakan sendiri. Akan lebih baik jika menyiapkan menu untuk kedua waktu tersebut secukupnya saja.

3. Rasa makanan yang mungkin berbeda dengan di rumah

ilustrasi makanan (unsplash.com/PETER TEOFILUS KARUNDENG)

Selanjutnya akan dirasakan oleh anak rantau yang berkuliah di luar pulau atau bahkan luar negeri. Beberapa makanan mungkin akan terasa berbeda dibandingkan di kampung halaman. Pengalaman ini justru akan membuat kalian lebih mengetahui jenis-jenis makanan yang baru dirasakan, walaupun mungkin beberapa di antaranya tidak sesuai selera kalian.

4. Mengenal tradisi ramadan di tanah rantau

ilustrasi tradisi ramadan (unsplash.com/V)

Tidak dipungkiri jika tradisi ramadan di masing-masing berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing. Tradisi ramadan di kampung halaman dan tanah rantau juga pasti akan berbeda. Hal ini akan kalian rasakan dengan jelas ketika melaksanakan ramadan menjadi anak kos di tanah rantau.

Meskipun perbedaan tradisi yang jelas, tetapi kalian harus tetap menikmatinya. Kemeriahan ramadan di tanah rantau akan memberikan pengalaman tersendiri yang akan tertanam sampai nanti. Kira-kira tradisi ramadan di tempat rantau kalian bagaimana sih?

5. Terlambat melaksanakan sahur

ilustrasi terlambat sahur (unsplash.com/Gregory Pappas)

Rasanya tidak lengkap dikatakan anak kos jika belum pernah terlambat untuk bangun sahur. Kejadian ini sebagian besar akan dialami oleh para anak kos. Alarm atau panggilan dari masjid terdekat mungkin tidak akan terdengar ketika terlalu nyenyak dalam tidur.

Kalian harus memasang banyak alarm untuk membantu kalian terbangun. Cara lain yang bisa dilakukan agar terhundari dari kejadian ini adalah dengan meminta bantuan tetangga kos untuk mengetuk pintu kalian jika sahur tiba. Meminta bantuan tetangga kos juga sekaligus membuat kalian akrab dan tidak terlalu kesepian selama menjadi anak rantau.

6. Berlomba untuk mendapatkan tiket mudik

ilustrasi transportasi mudik (unsplash.com/Markus Winkler)

Terakhir pastinya akan membuat pusing semua anak rantau karena arus mudik lebaran. Tiket kereta, bus, atau pesawat harus dipesan jauh hari, atau bahkan sebelum ramadan tiba jika sudah mengetahu waktu libur kalian. Pasalnya, tiket lebaran akan selalu lebih cepat habis daripada hari-hari biasa.

Tiket ke rumah menjadi syarat penting pulang ke rumah, terutama bagi kalian yang tidak membawa kendaraan pribadi. Bayangkan jika sampai kehabisan tiket dan kalian tidak bisa pulang? Wah, pastinya panik dan bikin kesal!

Bagaimana menurut kalian para anak-anak kos? Apakah poin-poin tersebut dirasakan oleh kalian yang melaksanakan puasa sendirian di tanah rantau? Atau mungkin ada kejadian-kejadian menarik lain yang hanya diraskana oleh anak rantau ketika bulan ramadan?

Anak kos merupakan kasta yang paling kuat untuk melakukan segalanya sendirian, termasuk saat bulan ramadan. Kerinduan berkumpul bersama keluarga harus tertahan beberapa hari sebelum memutuskan mudik ke kampung halaman. Kuat-kuat ya para anak rantau!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team