ilustrasi memasangkan cincin ke jari (unsplash.com/G Singh)
Mahar (sinamot) dalam pernikahan Batak bukanlah tentang tawar-menawar harga. Prosesi yang disebut Marhata Sinamot ini adalah sebuah diplomasi tingkat tinggi antara dua keluarga. Tujuannya bukan untuk "menang" dalam negosiasi, melainkan untuk membangun hubungan kekeluargaan yang solid dan terhormat.
Prosesnya sangat terstruktur. Dipimpin oleh juru bicara ahli (Raja Parhata), diplomasinya menggunakan bahasa kiasan yang halus. Nilai kesopanan, keadilan, dan keterbukaan dijunjung tinggi, karena yang dibangun adalah fondasi sebuah keluarga baru.
Negosiasi tak harus menjadi ajang adu urat. Marhata Sinamot mengajarkan bahwa proses yang adil dan penuh hormat sama pentingnya dengan hasil akhir. Fokus pada tujuan bersama dan menjaga hubungan baik akan menghasilkan kesepakatan win-win yang langgeng.
Di tengah dunia yang serba cepat dan sering kali dangkal, kearifan lokal ini hadir sebagai pengingat. Ia mengajak kita untuk sedikit melambat, untuk lebih banyak mendengar, dan untuk selalu menempatkan hubungan antarmanusia di atas segalanya.
Prinsip-prinsip ini bukanlah sekadar tradisi kuno, melainkan panduan yang tak lekang oleh waktu. Siap membuat setiap interaksimu jadi lebih bermakna?