5 Tanda-tanda Empati yang Ternyata Manipulasi, Hati-hati Terjebak!

Bukan rahasia lagi kalau empati adalah sesuatu yang sangat dihargai dalam hubungan, baik pertemanan, percintaan, atau bahkan di dunia kerja. Rasanya menyenangkan punya orang yang bisa memahami perasaanmu, kan? Mereka yang empati sering dianggap penuh perhatian, pengertian, dan sangat baik.
Namun sayangnya, gak semua empati itu asli. Ada lho, orang yang pura-pura empati untuk tujuan manipulasi. Nah, supaya kamu gak terjebak dalam permainan orang-orang yang suka manipulasi berkedok empati, yuk bahas tanda-tandanya berikut ini. Kenali sesegera mungkin sebelum tertipu!
1. Dia selalu fokus pada perasaannya sendiri

Orang yang benar-benar empati seharusnya peka terhadap perasaanmu, bukan hanya memperhatikan dirinya sendiri. Namun dalam hubungan yang manipulatif, orang bisa berpura-pura empati dengan cara mengarahkan percakapan ke perasaannya sendiri. Dia awalnya mendengarkan keluhanmu atau masalah yang kamu hadapi, tapi dengan cepat membelokkan pembicaraan dan malah menjadikan dirinya sebagai korban.
Perhatikan apakah setiap kali kamu berbagi perasaan, orang ini selalu mengarahkannya kembali ke masalahnya sendiri. Ujung-ujungnya, kamu yang tadinya butuh perhatian malah jadi sibuk menenangkannya. Kalau iya, ini bisa jadi tanda dia sedang manipulasi emosimu dengan berpura-pura peduli.
2. Dia menggunakan informasi yang kamu bagikan untuk mengontrolmu

Saat kamu percaya pada seseorang dan merasa nyaman berbagi cerita, tentu wajar kalau kamu ingin terbuka soal perasaan atau hal-hal pribadi. Tapi, hati-hati dengan orang yang menggunakan informasi yang kamu bagikan untuk memanipulasimu. Dia akan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pura-pura peduli, tapi dibalik itu, dia sedang mengumpulkan amunisi untuk mengontrolmu di kemudian hari.
Misalnya, kamu cerita tentang kelemahan atau ketakutanmu, lalu dia menggunakan informasi itu untuk bikin kamu merasa bersalah atau takut. Orang yang benar-benar empati gak akan memanfaatkan perasaan atau ceritamu untuk keuntungannya. Kalau dia mulai menggunakan apa yang kamu ceritakan sebagai alat kontrol, waspadalah!
3. Menjadikan dirinya pahlawan dalam setiap situasi

Pernah gak kamu bertemu dengan orang yang selalu merasa dirinya adalah penyelamat? Dia seolah sangat peduli dan penuh empati, tapi lama-lama kamu sadar kalau setiap tindakannya selalu diikuti oleh keinginan untuk dianggap sebagai pahlawan. Orang seperti ini membantu atau mendukungmu bukan karena dia peduli, tapi karena ingin mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain.
Misalnya, dia dengan bangga menceritakan ke semua orang bagaimana dia membantumu di saat-saat sulit, bahkan kadang sampai melebih-lebihkan. Bukannya memberi dukungan secara tulus, dia malah menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan imejnya di mata orang lain. Pada akhirnya, kamu seolah berhutang budi atau merasa harus selalu berterima kasih.
4. Untuk menghindari konflik, dia akan bikin kamu merasa bersalah

Seorang yang suka memanipulasi, sering menggunakan empati sebagai cara untuk menghindari konflik atau mendapat apa yang diinginkan. Dia kelihatan peduli, tapi sebenarnya hanya menggunakan perasaanmu untuk mengontrol situasi. Misalnya, saat kamu mencoba mengungkapkan perasaan atau kekhawatiranmu, dia akan bikin kamu merasa bersalah karena menyusahkan atau bikin dirinya merasa buruk.
Empati yang tulus gak akan bikin kamu merasa bersalah setiap kali mencoba jujur atau membicarakan masalah. Kalau setiap kali kamu bicara, dia malah berbalik menyalahkanmu, ini adalah manipulasi, bukan empati. Dia tahu kalau kamu adalah orang yang peduli, jadi dia memainkan peran sebagai korban agar kamu mundur dan mengalah.
5. Dia terlalu cepat mengambil alih emosimu

Orang yang benar-benar empati biasanya peka dan paham bahwa setiap orang punya cara berbeda dalam mengatasi emosi. Namun, manipulator yang berpura-pura empati akan sangat cepat mengambil alih emosi dan menganggap dia tahu persis apa yang kamu rasakan. Dia terlihat sangat perhatian, tapi sebenarnya dia sedang mendominasi percakapan dengan cara yang gak sehat.
Bukannya mendengarkan dan memberi kesempatan bagimu untuk menyampaikan perasaan, dia malah langsung mengambil alih dengan caranya sendiri. Alhasil, kamu malah merasa diabaikan atau bahkan dipaksa mengikuti pola pikirnyaa.
Empati, sejatinya adalah tentang memahami perasaan orang lain tanpa mencoba mengontrol, memanipulasi, atau mendapat keuntungan pribadi. Sayangnya, ada orang yang menggunakan empati sebagai topeng untuk mendapat apa yang dia inginkan. Untuk menghindari terjebak dalam manipulasi berkedok empati, penting banget untuk peka terhadap tanda-tanda ini.
Catat ya, kamu berhak punya hubungan yang sehat dan penuh empati tulus, bukan manipulasi!