Gen Z tumbuh dalam era yang serba cepat, penuh tekanan, dan digital sejak kecil. Mereka menyaksikan generasi sebelumnya tenggelam dalam kerja keras tanpa henti, sering kali mengorbankan waktu pribadi dan kesehatan mental. Bagi Gen Z, pekerjaan bukan lagi sekadar soal gaji besar atau status prestisius, tapi tentang bagaimana profesi itu bisa selaras dengan nilai hidup, kesejahteraan mental, dan waktu berkualitas bersama orang terdekat. Maka gak heran kalau keseimbangan hidup menjadi kunci utama dalam menentukan arah karier.
Berbeda dari generasi sebelumnya, Gen Z jauh lebih berani memilih pekerjaan yang dianggap “seimbang”, meskipun mungkin gak terlalu menjanjikan secara finansial di awal. Mereka lebih peduli soal bagaimana sebuah pekerjaan memberi ruang untuk tumbuh tanpa harus merasa terjebak.
Keseimbangan hidup, dalam hal ini, gak cuma berarti waktu kerja fleksibel, tapi juga mencakup lingkungan yang suportif, kesempatan untuk istirahat, dan ruang untuk mengekspresikan diri. Berikut ini lima strategi cerdas yang dipakai Gen Z saat memilih pekerjaan yang mendukung keseimbangan hidup.