Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi komunikasi (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)
ilustrasi komunikasi (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Intinya sih...

  • Mendengarkan secara aktif: Fokus pada lawan bicara, tangkap isyarat non-verbal, dan ulang inti pesan. Latihan konsisten diperlukan untuk mencegah salah paham dan mempererat hubungan.

  • Mendengarkan dengan empati atau reflektif: Lebih dalam dari mendengarkan aktif, membantu orang merasa aman, dihormati, dan didengar. Teknik ini membuat orang lebih terbuka dan mendorong hubungan yang lebih hangat.

  • Kerendahan hati dalam berpikir: Berani mengakui bahwa kita tidak selalu punya semua jawaban. Orang yang rendah hati lebih mudah berinteraksi, terutama saat terjadi perbedaan pendapat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang berpikir skill sosial itu soal karisma atau kemampuan berbicara di depan umum. Padahal, ada kemampuan-kemampuan sosial yang jauh lebih halus tapi dampaknya luar biasa besar. Justru skill seperti ini sering terlewatkan karena kita terlalu fokus pada hal-hal yang terlihat mencolok.

Nah, ini dia 5 skill sosial yang sering diremehkan tapi punya pengaruh besar pada hubungan, suasana hati, bahkan kesuksesan. Kalau mulai dilatih dari sekarang, skill ini bisa membuat interaksi sehari-hari terasa lebih hangat, nyaman, dan efektif. Yuk simak selengkapnya!

1. Mendengarkan secara aktif

ilustrasi komunikasi (unsplash.com/Mimi Thian)

Mendengarkan dengan baik bukan sekadar diam menunggu giliran berbicara. Mendengarkan aktif berarti benar-benar fokus pada apa yang orang lain sampaikan, baik isi kata-katanya maupun bahasa tubuhnya. Mendengarkan aktif melibatkan perhatian penuh, menangkap isyarat non-verbal, mengulang inti pesan yang didengar, dan menahan diri untuk tidak langsung menghakimi. Dengan begitu, lawan bicara merasa dihargai dan dipercaya. Dalam dunia kesehatan dan pendidikan, mendengarkan aktif terbukti membuat komunikasi lebih efektif, dokter bisa menangkap keluhan yang tidak diucapkan, guru bisa membangun rasa aman di kelas.

Skill ini memang tidak otomatis dimiliki semua orang, tapi bisa dilatih. Kalau kamu mau benar-benar menguasai mendengarkan aktif, kamu butuh latihan yang konsisten dan feedback dari orang lain. Selain mencegah salah paham, skill ini juga bisa menguatkan kerja sama tim, membuat orang lebih terbuka, dan mempererat hubungan, baik di tempat kerja maupun kehidupan pribadi. Jadi, jika ingin hubungan lebih sehat, cobalah mulai berlatih mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

2. Mendengarkan dengan empati atau reflektif

ilustrasi empati (pexels.com/Alex Green)

Mendengarkan dengan empati adalah langkah lebih dalam dari sekadar mendengarkan aktif. Bukan hanya memahami kata-kata, tapi juga berusaha merasakan apa yang orang lain rasakan. Mendengarkan empatik membantu orang merasa aman, dihormati, dan didengar, sehingga membentuk ikatan yang lebih kuat.

Mendengarkan reflektif punya tujuan yang sama, yaitu memastikan kita benar-benar memahami maksud lawan bicara. Caranya adalah dengan mengulang atau merangkum apa yang mereka katakan dengan kata-kata kita sendiri. Ini adalah teknik yang sering dipakai dalam dunia konseling untuk menghindari salah persepsi. Teknik ini membuat orang lebih terbuka dan mendorong hubungan yang lebih hangat. Saat kita benar-benar hadir dan mencoba memahami dari sudut pandang mereka, rasa saling percaya pun akan tumbuh secara alami.

3. Kerendahan hati dalam berpikir

ilustrasi berpikir (unsplash.com/Jonathan Cosens Photography)

Kerendahan hati dalam percakapan berarti berani mengakui bahwa kita tidak selalu punya semua jawaban. Orang dengan sikap seperti ini cenderung lebih mudah berinteraksi, terutama saat terjadi perbedaan pendapat. Orang yang rendah hati lebih terbuka menerima informasi baru dan cenderung lebih disukai. Mereka juga bisa menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih damai karena tidak sibuk membuktikan diri.

Dalam kepemimpinan, kerendahan hati yang dibarengi rasa ingin tahu dan empati menciptakan lingkungan yang inklusif. Pemimpin yang rendah hati memberi ruang bagi ide-ide beragam dan menghasilkan solusi yang lebih matang. Kalau dipikir-pikir, sikap rendah hati bukan berarti lemah, justru itu tanda kekuatan karakter dan kesiapan untuk terus belajar dari siapa pun.

4. Komunikasi yang sadar

ilustrasi komunikasi (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Komunikasi yang sadar adalah berbicara dan mendengarkan dengan penuh kesadaran, tanpa terburu-buru bereaksi. Inti komunikasi ini adalah hadir sepenuhnya, jujur, terbuka, dan tahu batas. Dengan cara ini, percakapan terasa lebih hangat, tidak terbawa emosi, dan lebih jelas tujuannya.

Kebiasaan ini bisa meningkatkan kesehatan mental, mengurangi rasa terisolasi, dan memperkuat hubungan. Dalam dunia kerja, komunikasi sadar membantu menghindari miskomunikasi, sedangkan dalam hubungan pribadi, bisa membuat pasangan atau teman merasa lebih dihargai. Tidak heran kalau teknik ini direkomendasikan untuk siapa pun yang ingin interaksinya lebih berkualitas.

5. Empati dalam kehidupan sehari-hari

ilustrasi membangun empati (unsplash.com/Etienne Boulanger)

Empati bukan cuma soal memahami perasaan orang lain, tapi juga menciptakan lingkungan yang aman dan saling mendukung. Dalam pendidikan, ketika guru menggabungkan empati dengan mendengarkan aktif, angka hukuman di sekolah bisa menurun hingga 50%. Bayangkan saja, dengan sedikit perubahan sikap, suasana belajar jadi jauh lebih positif.

Di dunia kerja, empati mempermudah kerja sama tim dan membuat lingkungan lebih inklusif. Empati yang dipadukan dengan mendengarkan aktif membuat kolaborasi lebih lancar, komunikasi lebih jernih, dan kualitas kepemimpinan meningkat. Jadi, kalau ingin hubungan kerja atau pertemanan lebih solid, memupuk empati adalah langkah yang tepat.

Lima skill sosial ini mungkin terdengar sederhana, tapi efeknya luar biasa besar. Tidak perlu menunggu situasi formal atau momen besar untuk mempraktikkannya. Mulailah dari hal kecil, seperti benar-benar mendengarkan saat teman bercerita. Lama-kelamaan, kamu akan merasakan perubahan pada kualitas hubungan, rasa saling percaya, dan kenyamanan dalam berinteraksi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team