5 Penyebab Bahasa Daerah Menjadi Kurang Populer di Era Gen Z

Bahasa merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Dengan bahasa, kamu dan orang yang berkenalan bisa menjalin hubungan satu sama lain dalam artian bisa saling kenal, membangun komunikasi yang intens hingga pada akhirnya bisa bersahabat.
Menjadi bagian masyarakat Indonesia, tentu saja bahasa yang digunakan sebagai komunikasi pemersatu antara satu daerah dengan daerah lainnya adalah bahasa Indonesia. Uniknya lagi, di Indonesia terdapat beragam bahasa yang dikenal sebagai bahasa daerah.
Namun menukil dari berbagai sumber, disebutkan bahwa bahasa daerah telah mengalami degradasi atau penurunan penuturnya yang berimbas pada punahnya bahasa tersebut terlebih lagi di kalangan generasi millennial hingga gen z saat ini. Berikut faktor-faktor yang menyebabkanya. Simak yuk!
1.Penutur dari bahasa daerah tersebut semakin berkurang
Salah satu daerah di Indonesia yakni di Kampung Konda dan Wamargege, Kabupaten Sorong Selatan. Di mana etnik Yaben yang ada di daerah tersebut mengalami penurunan penutur bahasanya yang diperkirankan hanya sekitar 500 orang saja.
Sementara menjadi pengguna bahasa mayoritas yang ada di daerah itu adalah bahasa Melayu Papua yang memang secara umum digunakan di Papua. Sehingga berpengaruh pada etnik Yaben sendiri yang lebih banyak cenderung menggunakan bahasa Melayu Papua.