Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja (unsplash.com/Robert Bye)
ilustrasi bekerja (unsplash.com/Robert Bye)

Intinya sih...

  • Melatih kontrol diri dan disiplin

  • Membentuk ketangguhan mental

  • Memberikan waktu istirahat untuk pikiran dan meningkatkan suasana hati

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Biasanya kita cenderung menghindari hal-hal yang tidak disukai, seperti membereskan rumah, menghadapi obrolan sulit, atau mengerjakan tugas yang terasa membosankan. Tapi, tahukah kamu, justru di momen-momen itulah kita sering kali mendapatkan pelajaran berharga.

Ada manfaat besar yang bisa datang ketika kita mau menantang diri melewati rasa malas atau tidak nyaman. Rasanya memang berat di awal, tapi efeknya bisa bertahan lama dan bahkan membantu kita berkembang dalam banyak aspek hidup. Yuk simak!

1. Melatih kontrol diri dan disiplin

ilustrasi disiplin (pexels.com/Karl Solano)

Melakukan hal yang tidak kita sukai memaksa kita untuk tetap berkomitmen, walaupun rasanya ingin berhenti. Itu artinya, kita sedang melatih kemampuan mengendalikan diri. Banyak orang mengira disiplin hanya soal aturan, padahal lebih ke soal konsistensi dalam bertindak, bahkan saat suasana hati sedang tidak mendukung.

Kebiasaan mengerjakan tugas yang kita hindari bisa menjadi latihan membangun keteguhan hati. Ini seperti membentuk otot mental, semakin sering digunakan, semakin kuat. Dengan melatih diri untuk tetap melangkah meski enggan, kita jadi terbiasa mengatasi rasa malas dan menunda pekerjaan. Hasilnya, kita akan lebih siap menghadapi tantangan yang jauh lebih besar di masa depan.

2. Membentuk ketangguhan mental

ilustrasi ketahanan (unsplash.com/Windows)

Ketika kita tetap melanjutkan sesuatu walau terasa tidak nyaman, kita sebenarnya sedang membangun ketahanan mental. Setiap kali kita berhasil melewati situasi yang tidak menyenangkan, kita sedikit demi sedikit menjadi pribadi yang lebih tahan banting. Ini bukan berarti kita harus menyukai semua hal, tapi lebih pada kemampuan untuk tetap melangkah meski keadaan tidak ideal.

Orang yang terbiasa menghadapi hal-hal sulit akan lebih cepat bangkit dari kegagalan. Bayangkan seperti latihan fisik, semakin sering kita mengangkat beban, tubuh akan semakin kuat. Nah, menghadapi ketidaknyamanan adalah “latihan beban” untuk pikiran kita.

3. Memberikan waktu istirahat untuk pikiran dan meningkatkan suasana hati

ilustrasi parenting (unsplash.com/CDC)

Terdengar aneh, tapi melakukan tugas sederhana atau berulang seperti mencuci piring bisa memberikan efek menenangkan. Sebuah studi dari Florida State University menemukan bahwa mencuci piring dengan penuh kesadaran bisa menurunkan rasa cemas hingga 27% dan meningkatkan kreativitas sebesar 25%.

Saat kita melakukan kegiatan seperti ini, pikiran kita mendapat kesempatan untuk beristirahat dari tekanan yang berat. Selain itu, rasa puas setelah menyelesaikan pekerjaan memberi dorongan positif pada suasana hati. Hal ini bisa menjadi trik ampuh untuk mengatasi pikiran yang terlalu penuh, sambil tetap merasa produktif.

4. Mengasah kemampuan otak dan perencanaan

ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Hillshire Farm)

Tugas yang tidak kita sukai sering kali membutuhkan konsentrasi ekstra, perencanaan, dan kemampuan untuk berpindah dari satu langkah ke langkah lain. Anak-anak yang ikut membantu pekerjaan rumah, seperti menyiapkan makanan atau membersihkan rumah, cenderung memiliki kemampuan mengatur diri dan daya ingat kerja yang lebih baik.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini membuat kita lebih terorganisir dan mampu mengelola waktu dengan lebih efektif. Jadi, meskipun terdengar membosankan, melakukan pekerjaan semacam ini bisa menjadi latihan otak yang sangat bermanfaat.

5. Memberi rasa mengalir dan kepuasan

ilustrasi bersih rumah (unsplash.com/Volha Flaxeco)

Meski awalnya terasa berat, pekerjaan rumah atau tugas rutin bisa berubah menjadi aktivitas yang menenangkan jika dilakukan dengan sikap yang tepat. Orang yang mengerjakan tugas rumah dengan motivasi dari dalam diri, atau dengan menganggapnya sebagai bentuk rasa syukur, merasa lebih bahagia dan mengalami “flow” atau rasa hanyut dalam kegiatan.

Saat kita berhasil masuk ke momen itu, pekerjaan yang tadinya terasa membebani bisa menjadi lebih ringan dan bahkan menyenangkan. Efeknya, kita bisa merasa lebih puas dan berenergi setelahnya.

Melakukan hal yang tidak kita sukai bukan hanya soal memaksa diri menyelesaikan tugas, tapi juga tentang membentuk versi diri yang lebih kuat dan fleksibel. Kita bisa mendapatkan disiplin, ketangguhan mental, ketenangan pikiran, hingga rasa bahagia yang tak terduga. Jadi, saat ada pekerjaan yang rasanya ingin dihindari, coba ubah cara pandangnya, anggap itu sebagai langkah untuk bertumbuh, mengasah fokus, atau sekadar merayakan kemauan kita sendiri. Perasaan lega dan bangga setelahnya akan membuktikan bahwa usaha itu layak dilakukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team