Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tukang dengan alat pengaman diri (pexels.com/Kindel Media)

Saat membangun rumah, keselamatan kerja sering kali dianggap enteng, padahal bahayanya bisa datang kapan saja. Para tukang, yang seharusnya jadi garda terdepan dalam menjaga keamanan diri, sering abai terhadap aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang sebenarnya simpel. Walaupun terlihat sepele, pelanggaran terhadap K3 bisa memicu kecelakaan yang fatal, mulai dari luka ringan hingga cedera serius yang gak diinginkan.

Banyak alasan kenapa tukang cenderung mengabaikan K3, mulai dari rasa malas, merasa lebih berpengalaman, sampai anggapan kalau alat pelindung mengganggu pekerjaan. Sebagai pemilik proyek, kamu wajib terus mengingatkan soal ini dan gak segan buat menegur kalau ada yang melanggar. Yuk, cek satu-persatu!

1. Gak memakai helm dan sepatu safety

ilustrasi helm pengaman (pexels.com/Kindel Media)

Helm dan sepatu safety sering kali dianggap gak penting oleh banyak tukang, padahal ini dua perlengkapan paling dasar dalam K3. Helm berfungsi buat melindungi kepala dari benda jatuh, sementara sepatu safety melindungi kaki dari paku, serpihan besi, atau benda tajam lainnya.

Sayangnya, karena merasa repot atau panas, mereka sering memilih gak memakainya. Padahal, risiko tertimpa material atau menginjak benda tajam di lokasi konstruksi itu tinggi banget.

Alasan lain kenapa helm dan sepatu safety sering diabaikan adalah karena tukang merasa sudah pengalaman, jadi menganggap aman-aman saja tanpa perlindungan. Padahal, kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Satu kali lengah, bisa berakibat fatal.

Sebagai pemilik proyek, penting banget buat menegur mereka kalau kelihatan gak pakai alat pelindung ini. Lebih baik sedikit repot daripada nanti ada kecelakaan yang bikin susah semua orang.

2. Kerja di ketinggian tanpa pengaman

ilustrasi kerja di luar negeri (pexels.com/ALTEREDSNAPS)

Kerja di ketinggian, seperti saat pasang atap atau ngecat dinding lantai dua, sering bikin tukang ngerasa gak perlu pakai pengaman tambahan. Mereka mungkin merasa sudah terbiasa atau yakin bisa menjaga keseimbangan, jadi gak butuh tali pengaman atau perancah yang memadai. Padahal, satu kesalahan kecil bisa bikin mereka jatuh dan cedera serius. Risiko ini sangat nyata, apalagi kalau kondisi peralatan atau medan kerjanya gak stabil.

Gak pakai pengaman di ketinggian juga sering dianggap buang-buang waktu, karena harus pasang peralatan tambahan. Tukang sering lebih pilih langsung naik ke atas dan kerja cepat tanpa peduli soal keselamatan.

Sebagai pemilik proyek, kamu wajib perhatikan hal ini. Tegur kalau mereka kerja tanpa pengaman dan pastikan selalu ada alat bantu yang memadai. Gak ada yang mau pekerjaan tertunda gara-gara kecelakaan yang sebenarnya bisa dicegah.

3. Alat pelindung telinga dan kacamata pelindung

ilustrasi memakai kacamata pelindung (pexels.com/Kindel Media)

Alat pelindung telinga dan kacamata pelindung sering dianggap gak penting oleh tukang, terutama saat kerja dengan alat-alat berat seperti bor atau gerinda. Padahal, suara bising dari mesin-mesin ini bisa menyebabkan gangguan pendengaran jangka panjang, bahkan bisa merusak telinga secara permanen. Gak sedikit tukang yang lebih memilih gak memakai pelindung telinga karena merasa suaranya masih bisa ditolerir, padahal setiap paparan bising itu menambah risiko. Ini bahaya yang gak kelihatan, tapi efeknya besar.

Selain itu, kacamata pelindung juga sering diabaikan. Saat motong atau memotong material, serpihan kecil bisa terlempar dan masuk ke mata, menyebabkan luka atau iritasi yang cukup serius. Tukang sering merasa cukup dengan menghindar atau menutup mata sebentar, tapi itu gak aman. Sebagai pemilik proyek, penting banget buat selalu ngecek apakah mereka pakai pelindung yang lengkap, terutama di kondisi kerja yang berisiko tinggi.

4. Bekerja di area yang berantakan

ilustrasi merapikan area kerja (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Bekerja di area yang berantakan sering dianggap remeh oleh tukang, padahal itu sumber bahaya yang besar. Material berserakan, alat-alat yang gak disimpan dengan baik, atau kabel yang melintang di tengah jalan bisa bikin orang tersandung, terpeleset, atau bahkan terluka. Sering kali tukang terlalu fokus sama tugas mereka dan gak mikirin soal kerapihan area kerja. Akibatnya, kecelakaan kecil yang sebenarnya bisa dihindari malah terjadi.

Area yang berantakan juga bikin kerja jadi gak efisien. Tukang bisa kesulitan nyari alat atau material yang dibutuhkan karena semuanya bercampur aduk. Selain memperlambat pekerjaan, situasi kayak gini bikin konsentrasi mereka terganggu. Jadi, sebagai pemilik proyek, penting banget buat selalu ingatkan mereka supaya menjaga kerapihan dan kebersihan area kerja, ya.

5. Sambungan listrik sembarangan

ilustrasi mengecek sambungan listrik (pexels.com/Kindel Media)

Gak jarang kita melihat kabel-kabel yang terpasang asal-asalan, yang bisa jadi berbahaya bagi penghuni rumah. Penyambungan yang gak rapi dapat menyebabkan kebakaran atau korsleting listrik, apalagi jika digunakan untuk alat-alat berat. Jadi, penting banget buat memastikan semua sambungan listrik dilakukan dengan baik dan sesuai standar.

Sambungan listrik yang sembarangan juga bisa mempengaruhi efisiensi penggunaan energi. Jika kabel terpasang dengan cara yang salah, alat elektronik bisa cepat rusak, dan kamu malah harus mengeluarkan uang lebih untuk perbaikan. Makanya, jangan sepelekan hal ini. Memastikan sambungan listrik yang aman dan rapi bukan cuma untuk keselamatan, tapi juga untuk menjaga agar rumahmu tetap nyaman dan biaya listrik tetap terjangkau.

Menjaga keselamatan kerja di lokasi konstruksi itu penting banget, dan sebagai pemilik proyek, kamu punya peran besar dalam hal ini. Jangan ragu buat tegur tukang jika mereka mengabaikan K3 yang sederhana karena itu bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah cedera.

Editorial Team