ilustrasi kesadaran diri (unsplash.com/Toomas Tartes)
Sering kali kita salah menilai apa yang benar-benar membuat bahagia. Misalnya, kita merasa rumah besar, liburan mewah, atau gaji tinggi pasti akan membuat hidup lebih bahagia. Padahal, ada yang namanya “focusing illusion”, yaitu kecenderungan kita untuk melebih-lebihkan pengaruh satu hal terhadap kebahagiaan, sementara kita lupa ada banyak faktor lain yang lebih penting.
Dengan berpikir logis, kita bisa menyadari bias-bias seperti ini. Logika membantu kita untuk menilai apakah sesuatu benar-benar akan membawa kebahagiaan jangka panjang, atau hanya memberikan kesenangan sesaat. Kesadaran ini membuat kita lebih realistis dalam mengejar kebahagiaan. Kita tidak lagi terjebak pada hal-hal yang tampak menarik di permukaan, melainkan lebih fokus pada hal-hal sederhana yang membawa rasa tenang setiap hari.
Kebahagiaan sejati bukan tentang apa yang terlihat, tapi tentang apa yang benar-benar kita rasakan. Dengan logika, kita bisa menjaga diri agar tidak mudah terperangkap oleh ilusi. Hasilnya, hidup jadi lebih stabil, kepuasan lebih tahan lama, dan kebahagiaan terasa lebih nyata.
Jadi, berpikir logis bukan hanya soal melatih otak, tapi juga soal menjaga hati tetap bahagia. Dengan logika, kita bisa membuat keputusan lebih tepat, mengendalikan emosi, melawan pikiran negatif, dan bahkan melindungi diri dari ilusi yang menipu kebahagiaan. Sebaliknya, hati yang bahagia juga membuat logika bekerja lebih jernih. Kalau keduanya berjalan seimbang, hidup bisa terasa lebih ringan, tenang, dan menyenangkan. Coba mulai perhatikan cara berpikirmu sehari-hari. Siapa tahu, kebahagiaan yang kamu cari selama ini ternyata ada di balik cara kamu menggunakan logika.