Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Cuplikan Rumah adat Batak (pecels.com/nabihah bazli)

Bagi orang Batak, merantau atau meninggalkan kampung halaman (bona pasogit) bukan sekadar soal pindah tempat tinggal. Ini adalah sebuah ritual budaya, sebuah perjalanan untuk menempa diri, mencari pendidikan, dan mengangkat derajat keluarga.

Di balik semangat merantau yang membara ini, ada sebuah kompas hidup yang dipegang teguh: filosofi Hamoraon (kekayaan), Hagabeon (keturunan yang sukses), dan Hasangapon (kehormatan). Tiga pilar inilah yang mendorong mereka bekerja keras dan pantang menyerah di mana pun mereka berada.

Lalu, bagaimana mereka bertahan di negeri orang yang asing? Jawabannya ada pada punguan, atau perkumpulan. Jauh dari keluarga, punguan menjadi rumah kedua, sebuah jaring pengaman sosial yang mereplikasi sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu (tungku berkaki tiga) yang sakral. Ini bukan sekadar arisan, melainkan wadah untuk melestarikan adat, saling menolong, dan menjaga identitas.

Dari ribuan punguan yang tersebar di seluruh dunia, ada beberapa yang tumbuh menjadi organisasi raksasa dengan jangkauan dan pengaruh yang luar biasa. Mereka tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga menjadi duta budaya dan kekuatan sosial di panggung global. Inilah empat di antaranya yang paling menginspirasi.

1. Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI), raksasa global berbadan hukum

Cuplikan PSBI Simbolon (instagram.com/andreonthel)

Bayangkan sebuah paguyuban marga yang dikelola seprofesional perusahaan multinasional. Itulah PSBI. Didirikan pada tahun 2007, organisasi ini telah mentransformasi konsep punguan tradisional menjadi sebuah entitas modern yang terstruktur, berbadan hukum, dan memiliki jaringan di 156 wilayah di seluruh dunia.

Dipimpin oleh tokoh nasional Dr. Effendi Simbolon, struktur organisasinya sangat rapi, lengkap dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan departemen-departemen khusus, mulai dari adat, sosial, hingga hubungan luar negeri.

Program unggulan mereka, Pesta Bolon, adalah bukti nyata dari skala global PSBI. Festival budaya akbar yang diadakan setiap lima tahun sekali ini menjadi ajang konsolidasi anggota marga Simbolon dari berbagai negara. Lokasinya yang berpindah-pindah, dari Samosir (2007) hingga Bali (2022), menunjukkan kapasitas logistik dan mobilisasi yang luar biasa. Acara ini bukan hanya perayaan, tetapi juga panggung diplomasi budaya.

Di luar kemegahan Pesta Bolon, PSBI juga menunjukkan hati yang besar melalui program PSBI Peduli. Lengan filantropi ini aktif memberikan bantuan sosial saat terjadi bencana alam atau krisis, seperti saat pandemi COVID-19 dan gempa di Tapanuli Utara, tanpa memandang suku atau agama.

PSBI adalah cetak biru bagaimana sebuah ikatan marga dapat menjadi kekuatan sosial yang modern, terorganisir, dan berpengaruh, baik di tingkat nasional maupun internasional.

2. PMN dan Diaspora Batak di Jerman, jembatan sejarah dan iman

Editorial Team

Tonton lebih seru di