Beberapa waktu lalu, opini pro kontra mengenai membaca buku terjemahan ramai dibicarakan di media sosial. Ada yang menganggap membaca buku terjemahan itu aneh, bahkan seolah-olah memperlihatkan kalau seseorang tidak cukup pintar karena tidak membaca versi aslinya. Tentu saja, pendapat ini memicu perdebatan panjang. Banyak orang yang membela diri bahwa membaca terjemahan bukanlah sesuatu yang memalukan, melainkan cara yang sah untuk menikmati karya penulis dari berbagai negara.
Kalau dipikir-pikir, justru terjemahanlah yang membuat banyak karya besar bisa diakses lebih luas. Tanpa penerjemah, mungkin hanya segelintir orang yang bisa menikmati kisah Haruki Murakami, Paulo Coelho, atau Gabriel García Márquez. Jadi, gak ada alasan untuk minder hanya karena kita memilih membaca terjemahan. Malah, ada banyak alasan kenapa membaca buku terjemahan bukan hal yang memalukan, dan seharusnya bisa kita apresiasi.
Berikut ini empat alasan mengapa membaca buku terjemahan itu bukan sesuatu yang aneh atau memalukan!