Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah gak sih ngerasa frustasi karena orangtua terlalu pelit? Minta uang jajan sedikit aja susah, apalagi kalau butuh sesuatu yang penting kayak buku atau perlengkapan sekolah. Alasan klasiknya? "Boros, buang-buang duit!" Padahal, kebutuhan sekarang udah beda sama zaman mereka dulu.

Tapi tenang, dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa bikin mereka lebih terbuka soal keuangan tanpa bikin mereka tersinggung atau malah makin defensif. Nah, berikut lima cara yang bisa kamu coba buat mengubah mindset orangtua yang terlalu pelit!

1. Mulai komunikasi terbuka dengan data dan fakta yang meyakinkan

ilustrasi bermain gawai (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Topik uang memang sensitif, tapi kalau dijelaskan pakai data yang jelas, orangtua pasti lebih terbuka. Coba kasih perbandingan harga zaman dulu dan sekarang. Misalnya, kalau mereka dulu bisa jajan Rp5.000 sehari, sekarang jumlah segitu mungkin cuma cukup buat beli gorengan.

Jelaskan juga soal inflasi dan standar biaya hidup anak seusia kamu. Kalau bisa, tunjukkan harga kebutuhan harian di kantin atau toko supaya mereka paham realitanya. Dengan cara ini, mereka bakal lebih realistis dalam menentukan keuangan.

2. Ajak orangtua belajar financial planning yang terstruktur dan modern

ilustrasi keluarga (pexels.com/SHVETS production)

Banyak orangtua yang pelit bukan karena gak mau keluar uang, tapi karena mereka gak punya perencanaan keuangan yang jelas. Coba ajak mereka bikin anggaran bareng supaya mereka tahu mana pengeluaran yang penting dan mana yang bisa ditekan.

Kalau memungkinkan, ajak mereka baca buku atau ikut seminar finansial. Dengan belajar dari ahlinya, mereka bisa ngerti kalau hemat itu beda sama pelit. Menjaga kestabilan keuangan itu penting, tapi bukan berarti harus menahan semua pengeluaran sampai bikin hidup jadi susah.

3. Tunjukkan kematangan dalam mengelola uang secara bertanggung jawab

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orangtua pasti lebih percaya kalau mereka lihat kamu bisa ngatur uang dengan baik. Mulai dari bikin catatan keuangan, nabung secara rutin, atau cari penghasilan tambahan dari jualan online atau kerja freelance.

Kalau mereka lihat kamu serius dalam mengelola uang, mereka bakal lebih yakin buat ngasih keleluasaan finansial. Soalnya, mereka gak bakal khawatir kamu jadi boros atau gak bisa mempertanggungjawabkan uang yang dikasih.

4. Libatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan keuangan keluarga

ilustrasi keluarga (pexels.com/cottonbro studio)

Daripada cuma sekadar minta uang, coba ajak mereka diskusi soal kebutuhan kamu. Misalnya, kalau butuh laptop buat kuliah, kasih penjelasan spesifikasi yang dibutuhkan, harga terbaik yang sudah kamu riset, dan manfaatnya buat belajar.

Dengan cara ini, mereka gak akan merasa kamu cuma "minta" tanpa alasan yang jelas. Mereka juga bakal lebih terbuka kalau tahu kamu udah pertimbangkan semuanya dengan matang.

5. Apresiasi setiap perubahan kecil dalam pola pikir finansial mereka

ilustrasi orangtua dan anak remaja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengubah mindset itu butuh waktu. Kalau mereka udah mulai berubah, walaupun sedikit, kasih apresiasi. Misalnya, kalau mereka akhirnya ngasih tambahan uang jajan atau beliin barang yang kamu butuhin, tunjukin kalau kamu menghargai itu.

Selain itu, pastikan kamu memanfaatkan uang dengan baik dan kasih tahu mereka dampak positifnya. Misalnya, "Buku yang Mama beliin kemarin beneran ngebantu banget buat ujian!" Dengan begitu, mereka makin yakin kalau keputusan mereka buat lebih fleksibel dalam keuangan itu tepat.

Mengubah mindset orangtua yang terlalu pelit memang butuh proses, tapi bukan berarti gak bisa. Selama kamu sabar dan konsisten, mereka bakal mulai melihat kalau keuangan itu bukan cuma soal berhemat, tapi juga soal mengelola dengan bijak. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team