5 Hal Penting yang Perlu Orang Tua Ketahui Jika Suka Membentak Anak

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan memiliki perilaku yang baik. Dalam prosesnya, membentuk anak berperilaku baik seperti yang diharapkan bukanlah hal yang mudah. Dari sisi anak pun, mereka masih dalam proses belajar mengembangkan dan mengelola emosi, salah satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku dan interaksi mereka dengan orang lain.
Seringkali, orang tua atau figur terdekat anak memberikan reaksi spontan dengan meninggikan volume suara atau membentak anak saat anak melakukan kesalahan atau berperilaku di luar ekspektasi orang tua. Hal ini sangat mungkin dilakukan oleh semua orang tua, karena insting sebagai manusia, tidak terkecuali orang tua yang terlihat penyayang sekalipun.
“Tapi, anak saya baru bisa nurut kalau kita (orang tua) teriak.”
Benarkah membentak anak bisa mengubah perilakunya? Berikut beberapa hal yang perlu orang tua ketahui.
1.Pencetusnya bukanlah anak, tapi masalah pada diri orang tua sendiri.
Kesibukan orang tua dengan peran yang beragam dapat mempengaruhi kondisi emosi orang tua. Saat emosi negatif muncul karena hari yang buruk atau kelelahan, kita akan cenderung menunjukkan perilaku kurang menyenangkan juga ke orang lain, termasuk ke anak. Perilaku anak yang menantang bisa memicu orang tua berteriak karena emosinya sedang tidak stabil.
Di sisi lain, anak bersikap demikian kemungkinan bukan karena sengaja ingin membuat orang tuanya marah, tapi karena seperti itulah proses belajar yang perlu dilaluinya.
Selain itu, pola atau model pengasuhan yang diterima seseorang, akan mempengaruhi bagaimana ia berinteraksi dengan sekitarnya. Khususnya, saat berkeluarga, beberapa hal bisa secara tidak disadari mempengaruhi pola asuh atau cara menerapkan aturan / perilaku kepada anak. Pola pengasuhan terdahulu yang kurang baik yang diterima orang tua dapat membekas dan diturunkan juga ke generasi berikutnya.
Orang tua perlu menyadari apa yang menjadi pencetusnya dan belajar mengontrol diri, bahkan mencari support system seperti teman bercerita (keluarga/sahabat) dan bantuan profesional (psikolog/konselor) jika diperlukan.