Resiliensi atau daya lenting bukan cuma kemampuan bertahan saat menghadapi kesulitan, tapi juga kemampuan untuk bangkit, belajar, dan tumbuh dari pengalaman sulit. Banyak orang tua mengira resiliensi harus diajarkan lewat pelatihan khusus atau kegiatan ekstrakurikuler yang terstruktur. Padahal, anak bisa mengembangkan daya lenting ini dari aktivitas sederhana yang dilakukan setiap hari, bahkan tanpa mereka sadari.
Aktivitas harian yang tampak biasa ternyata menyimpan potensi besar untuk membentuk karakter tangguh. Kuncinya terletak pada konsistensi, keterlibatan emosional, dan ruang untuk belajar dari kegagalan. Anak-anak yang terbiasa mengalami proses, mencoba ulang, dan merasakan konsekuensi dari tindakannya akan jauh lebih siap menghadapi tekanan di masa depan. Berikut lima aktivitas sehari-hari yang diam-diam melatih resiliensi anak.