Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kolaborasi orangtua dan sekolah dalam menghadapi tantangan akademik anak di setiap jenjang (dok.Sampoerna Academy)
Kolaborasi orangtua dan sekolah dalam menghadapi tantangan akademik anak di setiap jenjang (dok.Sampoerna Academy)

Medan, IDN Times- Beragam studi pendidikan menegaskan bahwa keberhasilan akademik anak tidak hanya ditentukan oleh kualitas pengajaran di sekolah, tetapi juga oleh keterlibatan aktif orang tua di rumah. Riset dari Harvard Graduate School of Education dan OECD menunjukkan bahwa kolaborasi yang konsisten antara sekolah dan orang tua berkontribusi langsung terhadap peningkatan motivasi belajar, capaian akademik, serta kesehatan emosional siswa.

Anak-anak yang mendapatkan dukungan selaras dari rumah dan sekolah umumnya memiliki daya tahan belajar (resilience) yang lebih kuat, lebih adaptif terhadap perubahan, serta mampu menghadapi tantangan di setiap fase pendidikan dengan lebih baik.

Memahami pentingnya kemitraan ini, Sampoerna Academy terus mengembangkan pendekatan pendidikan holistik yang menempatkan kolaborasi orang tua dan sekolah sebagai fondasi utama. Sebagai pionir pendidikan berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) di Indonesia, Sampoerna Academy berkomitmen membangun ekosistem belajar yang menyeluruh, tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter, kemandirian, dan kesejahteraan emosional siswa.

1. Kemitraan antara rumah dan sekolah dibangun secara sinergis

Seorang pelajar Sampoerna Academy melakukan eksperimen (dok.Samperna Academy)

Lebih dari sekadar pembagian peran, kemitraan antara rumah dan sekolah dibangun secara sinergis sebagai upaya bersama dalam mendampingi perjalanan belajar anak di setiap jenjang pendidikan.

“Dari pengalaman kami mendampingi siswa dan berinteraksi erat dengan para orang tua, kami melihat sendiri betapa besarnya dampak ketika rumah dan sekolah benar-benar berjalan seiring. Saat komunikasi terjalin dengan jujur dan kolaborasi tumbuh secara konsisten, anak berkembang dengan lebih percaya diri, lebih termotivasi, dan memiliki fondasi karakter yang kuat. Inilah yang membentuk mereka menjadi pembelajar seumur hidup, anak-anak yang siap menghadapi setiap tahapan kehidupan, baik di Indonesia maupun di dunia global,” ujar Mustafa Guvercin, School Director of Sampoerna Academy, Rabu (17/12/2025).

2. Tantangan akademik di setiap fase

Pelajar Sampoerna Academy dengan salah satu jenis permainan (dok.Samperna Academy)

Dalam praktiknya, perjalanan akademik anak tidak selalu berjalan mulus. Setiap fase perkembangan menghadirkan tantangan yang berbeda, mulai dari perubahan emosional, dinamika sosial, hingga tekanan akademik yang dapat memengaruhi motivasi dan performa belajar.

Psikolog Pendidikan Cynthia Vivian Purwanto, M.Psi, menjelaskan bahwa kebutuhan pendampingan anak harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Menurutnya, sejak usia dini hingga remaja, anak menghadapi tantangan yang unik dan membutuhkan pendekatan yang berbeda dari orang tua maupun sekolah.

Fase Balita atau Taman Kanak-Kanak (TK)
Pada tahap awal ini, anak membangun fondasi kebiasaan belajar seumur hidup, mencakup perkembangan motorik, bahasa, kognitif, serta pengelolaan diri dan emosi. Kematangan pengelolaan diri akan membantu anak memahami pelajaran dan beradaptasi dengan lingkungan belajar.

Fase Anak-anak atau Sekolah Dasar (SD)
Memasuki SD, tuntutan akademik meningkat dan anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya. Hal ini memengaruhi keterlibatan di kelas, ketekunan dalam menghadapi kesulitan, serta kepercayaan diri akademik.

Fase Remaja Awal atau Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pada fase ini, tantangan semakin kompleks. Anak menghadapi perubahan hormonal, tuntutan akademik yang lebih tinggi, dinamika relasi sosial, hingga pencarian identitas diri yang dapat memengaruhi motivasi belajar.

Fase Remaja Akhir atau Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tahap ini menjadi periode penentuan masa depan. Anak yang memahami minat, potensi, dan tujuan jangka panjangnya cenderung lebih matang dalam mengambil keputusan dan memiliki motivasi belajar yang lebih kuat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Cynthia menegaskan, jika tantangan-tantangan tersebut tidak ditangani secara tepat, dampaknya bisa meluas hingga menurunnya motivasi belajar, prestasi akademik yang kurang optimal, bahkan gangguan kesehatan mental. “Kolaborasi orang tua dan sekolah memerlukan sinergi nyata, di mana kedua pihak perlu saling mendengarkan dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan akademik anak secara positif. Dengan demikian, anak dapat mengembangkan kebiasaan belajar yang sehat, resiliensi diri, motivasi intrinsik, rasa percaya diri, kemampuan sosial adaptif, dan kesehatan mental yang baik untuk menghadapi tantangan hidup, baik pendidikan lanjutan maupun dunia kerja ketika beranjak dewasa,” jelasnya.

3. Sesi parent engagement, konseling, learning conference, hingga program pendampingan akademik

Sampoerna Academy (sampoernaacademy.sch.id)

Untuk itu kolaborasi orang tua dan sekolah diwujudkan melalui berbagai inisiatif di Sampoerna Academy, mulai dari sesi parent engagement, konseling, learning conference, hingga program pendampingan akademik yang melibatkan orang tua secara aktif. Seluruh upaya ini diarahkan untuk membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter, keterampilan abad ke-21, dan kesiapan global siswa.

Hal tersebut dirasakan langsung oleh Almira Lie, orang tua siswa Sampoerna Academy Medan, yang telah menyekolahkan putranya, Tristan Nathaniel Basri, sejak tingkat TK. “Sejak anak saya mulai bersekolah di Sampoerna Academy, saya merasakan perubahan besar bukan hanya pada dirinya, tetapi juga pada pengalaman saya sebagai orang tua. Gurunya adalah orang pertama yang menyadari bakat Tristan dan memberinya banyak kesempatan untuk menunjukkannya. Hasilnya, Tristan bisa meraih IB Diploma Top Scorer dengan nilai 44 dari 45 dan diterima di Imperial College London,” ungkap Almira.

Dalam rangka merayakan 20 tahun Sampoerna Schools System, Sampoerna Academy menghadirkan penawaran khusus berupa potongan biaya sekolah hingga Rp24 juta, bebas biaya pendaftaran, serta bebas biaya buku dan seragam. Inisiatif ini dihadirkan untuk membuka kesempatan lebih luas bagi keluarga merasakan pengalaman pendidikan berstandar global.

“Kami berharap siswa-siswi Sampoerna Academy dapat menjadi pembelajar seumur hidup yang siap bersaing secara global, bahkan melihat sekolah sebagai tempat untuk bereksplorasi. Ketika sekolah dan orang tua benar-benar bekerja sama, kami tidak hanya melihat bahwa siswa didorong untuk memiliki kemampuan akademik. Tapi juga, memiliki resiliensi, ketahanan emosional, dan perspektif global untuk menjadi pemimpin masa depan yang adaptif, inovatif, dan peduli pada dunia di sekitar mereka,” tutup Mustafa.

Editorial Team