Seekor badak sumatera lahir di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Provinsi Lampung pada Kamis, 24 Maret 2022 pukul 11.44 WIB. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) bernama Rosa melahirkan anak berjenis kelamin betina. (Dok. KLHK)
Satwa langka di TNGL adalah badak Sumatra. Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang sering disebut sebagai spesies badak terkecil sekaligus paling langka. Tak tanggung-tanggung, menurut organisasi non-pemerintah The World Wide Fund for Nature (WWF), jumlahnya diprediksi tinggal 80 ekor saja.
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) dikenal dengan julukan badak Asia bercula dua. Badak ini menghuni wilayah hutan hujan, baik di dataran tinggi atau dataran rendah. Ia juga biasa terlihat di rawa-rawa dan daerah perbukitan yang dekat dengan sumber air. Meski tubuhnya besar, badak Sumatra bisa memanjat gunung dengan gesit dan biasa melintasi lereng yang curam.
Di tahun 1980-an, populasi badak Sumatra di Taman Nasional Kerinci Seblat berjumlah 500 ekor. Namun, populasi ini menurun drastis akibat perburuan liar. Populasi badak Sumatra berkurang 90 persen dalam kurun waktu 14 tahun saja! Bahkan, badak Sumatra disebut sudah punah di Kalimantan pada tahun 1990.
Upaya konservasi badak dilakukan di TNGL. Suaka Badak Sumatra 9Sumatran Rhino Sanctuary) dibangun di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, sejak akhir 2021. Pembangunan ini dilakukan berkat konsorsium linta sektor.
SRS dibangun di atas lahan yang berdampingan dengan Cagar Alam Serbajadi dan Hutan Lindung Aceh. SRS dibangun di atas lahan yang luasnya tidak lebih dari 120 Ha. Ini dianggap sebagai upaya terakhir menyelamatkan badak sumatra.