Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rumah Bolon Pematang Purba (Simalungun-tourism.com)

Medan, IDN Times - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagamannya, mulai dari Suku, Budaya, Ras, Agama hingga Rumah Adat.

Berbicara tentang Rumah Adat, di Indonesia ada sejumlah rumah Adat dengan berbagai konsep. Masing-masing memiliki ciri khas menarik juga menawan, sesuai dengan identitas sejumlah suku yang mendiami wilayah utara Nusantara.

Rumah Adat Sumatera Utara memiliki arsitektur rumah tradisional yang terkenal di Sumatera Utara dari Batak, Karo, Melayu, hingga Nias.

Konsep rumah adat memiliki perbedaan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan, kebudayaan, hingga pandangan hidup masing-masing suku. Sehingga, tidak heran menampilkan rumah adat yang berbeda-beda walaupun secara geografis berada dalam satu wilayah yang sama.

Peninggalan budaya ini sudah berumur sangat tua. Namun, sejumlah rumah tradisional masih berdiri tegak di tengah modernnya zaman. Selain dukungan pemerintah, orang-orang seperti kamu yang mau mencari tahu informasi tentang ini termasuk berpengaruh dalam melestarikan budaya di Sumatera Utara.

Yuk, simak 9 rumah adat di Sumatera Utara untuk mengenal sejarahnya.

1. Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti

Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti (industry.co.id)

Rumah tradisional sumatera utara ini bernama Rumah adat Puri Melayu Sri Menanti yang berasal dari suku Melayu di wilayah Sumatera Utara. Bangunan rumah adat ini sudah sejak ratusan tahun lalu.

Makna dari rumah adat Puri Melayu Sri Menanti, ialah menanti kedatangan keluarga besar.

Jika diperhatikan rumah tradisional ini seperti kartun di televisi yakni rumah Upin dan Ipin di Malaysia, sebab bangunannya berkonsep rumah panggung.

Dalam sejarahnya pada tahun 1910, pengawal kerajaan Negeri Padang sudah mulai membangun rumah adat ini di kawasan Tebing Tinggi.

Kemudian, fungsi rumah ini berubah menjadi sanggar silat melayu, seni tari tradisional, dan menenun songket, tepatnya sejak tahun 2000-an. Dalam bangunan juga terdapat perlengkapan berbahan kuningan khas adat istiadat Melayu.

2. Rumah Bolon

Rumah Bolon (Disbudparekraf Sumut)

Mari mulai mengenal dari yang paling populer dahulu, yang juga dikenal sebagai ikon Sumatera Utara, yakni Rumah Bolon. Memiliki tampilan yang begitu eksotis sebab rumah adat sumatera utara dengan panggung ini memiliki atap mirip pelana kuda dengan bagian ujung yang lancip dan terbuat dari ijuk.

Bolon sendiri artinya besar mencerminkan ukuran bangunannya. Konon, dulunya rumah ini merupakan tempat tinggal para raja Sumatera Utara. 

Meski demikian, area dalamnya hanya terdiri dari tiga bagian kamar yang tidak bersekat. Ruangan untuk keluarga rumah, ruangan untuk anak perempuan yang memiliki rumah/tamu yang datang, serta ruangan khusus bagi anak lelaki tertua yang telah menikah. 

3. Siwaluh Jabu

Rumah adat Siwaluh Jabu (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Keindahan seni arsitekturnya yang begitu cantik menjadi ciri khas dari rumah adat Siwaluh Jabu. Gagah dan megah, berhiaskan ornamen yang kaya akan unsur filosofis.

Bukan sekadar menggambarkan kebesaran, namun lebih tepatnya menggambarkan hubungan erat antar masyarakat Karo dan sesamanya serta alam.

Rumah diisi dengan delapan anggota keluarga, sesuai dengan arti dari nama Siwaluh Jabu. Serta dibangun menggunakan sejumlah material dari alam. Uniknya, konsep bangunan tersebut mampu meredam guncangan.

Keunikan tersebut didapatkan dari proses pembangunannya yang melibatkan banyak warga, serta melaksanakan sejumlah ritual upacara sesuai kepercayaan masyarakat setempat.

4. Rumah Bolon Pematang Purba

Rumah Bolon Pematang Purba (Simalungun-tourism.com)

Pengunjung yang mendatangi rumah adat sumatera utara Pematang Purba di Kecamatan Purba ini akan dibawa masuk ke era kerajaan. Suasana khas kerajaan dapat dirasakan dari kompleksitas istana, serta nuansa klasik di dalamnya. Adapun dulunya rumah bolon pematang purba memang merupakan istana para raja Pematang Purba. 

Istana tersebut berada di antara 7 bangunan lainnya yang dibangun satu kompleks dengannya,  dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada tempat khusus untuk raja, untuk menyimpan alat-alat tenun permaisuri, menginap para tamu raja, hingga pengadilan. 

Semua bangunan tersebut terinspirasi dari bentuk kerbau. Hewan yang dilambangkan sebagai kekuatan, kokoh dan pekerja keras.

5. Bagas Godang

Bagas Godang (Disdik Madina)

Yang satu ini merupakan tempat tinggal para raja Mandailing, sebuah suku yang telah lama mendiami Sumatera Utara. Seperti halnya rumah adat lain, fungsi utamanya adalah sebagai tempat peradilan dan kumpul warga saat perayaan adat.

Bedanya, di sekitar bangunan, terdapat halaman luas yang disebut sebagai pelunas hutang. Siapa pun yang masuk ke area tersebut akan dilindungi oleh raja. Selain itu, lokasi tersebut juga sering ditempatkan Gordang Sambilan, yakni alat musik khas etnis Mandailing berupa bedug yang berukuran panjang dan tinggi.

Yang unik dari bangunan ini terletak pada penyangga rumahnya yang berukuran besar dan berjumlah ganjil. Selain itu, hampir keseluruhan bangunannya terbuat dari kayu. Sementara bangunan di dalamnya terbagi menjadi empat ruang, yakni untuk ruang depan, ruang tengah, dapur, dan ruang tidur.

6. Ruma Gorga

Ruma Gorga Batak (komunitas-batak.com)

Dibandingkan lainnya, Ruma Gorga memiliki hiasan paling cantik. Bukan sekadar ukiran biasa, pahatan kayu tersebut diyakini masyarakat Batak memiliki makna-makna simbolis dan kekuatan magis. Artinya, penentuan jenis ukiran tidak bisa sembarang. 

Masyarakat sampai harus bermusyawarah untuk menentukan jenis motif apa yang pantas dipasang di Ruma Gorga yang akan dibangun. Selain itu, tata cara pembuatannya masih tradisional, sehingga hasil ukirannya benar-benar otentik dan tahan lama, tidak mudah lapuk.

Rumah-rumah dahulu yang menggunakan ukiran ruma gorga ini akan sangat dihormati. Namun seiring berkembangnya zaman, ukiran-ukiran tersebut diadaptasi ke dalam kerajinan untuk menarik wisatawan.

7. Rumah Adat Pakpak

Rumah adat Pakpak (situsbudaya.id)

Pada zaman dahulu, suku Dairi asli Sumatera Utara menggunakan rumah pakpak sebagai hunian tinggalnya. Kesenian arsitektur rumah ini tampak begitu kental dan menyimpan sejumlah makna mendalam. Seperti keberanian menanggung risiko berat mempertahankan adat, semangat kepahlawanan, kerukunan, kebijaksanaan, hingga kerendahan hati.

Sementara itu, fungsi dari rumah ini adalah untuk melaksanakan upacara-upacara ritual, terkait kelahiran, perkawinan, dan kematian. Selain itu, untuk tempat musyawarah warga dan acara adat lainnya.

Namun, kini sudah menjadi cagar budaya yang dapat dikunjungi wisatawan tanpa keperluan adat. Rumah terdiri dari dua lantai dengan atap yang tinggi, berbahan dinding kayu yang sangat kuat dan tahan lama.

8. Rumah Adat Angkola

Rumah Adat Angkola (Perpustakaan Digital Budaya Indoensia)

Banyak yang menyamakan Rumah Adat Angkola dengan Bagas Gondang khas Mandailing. Padahal, perbedaan yang cukup mencolok bisa kamu lihat pada kedua model rumah adat ini. Baik pada struktur bangunan, tampilan hingga pembagian area bangunannya.

Dengan struktur lebih mengkotak serta atap yang besar menyerupai pelana kuda. Atapnya itu bisa terbuat dari tanah liat atau ijuk. Sedangkan dindingnya dari papan tanpa plafon. Keseluruhan rumah umumnya di cat menggunakan warna putih-orange dan coklat tua.

Ketinggiannya pun tergolong biasa, tidak seperti rumah adat Batak lain.

9. Rumah Adat Nias

Rumah tradisional terbesar di Nias adalah Omo Zebua (rumah rajah desa) di desa Bawömataluo, Nias Selatan (museum pusaka Nias)

Sumatera Utara juga diwariskan rumah adat Sumaterea Utara oleh suku Nias yang memiliki ragam ciri khas. Beberapa di antaranya yaitu Omo Niha-Nias, Omo Laraga, Omo Hada, dan Omo Sebua. 

Meski berasal dari suku yang sama, bentuk dari rumah panggungnya berbeda-beda. Omo Niha-Nias memiliki ciri khas berbentuk seperti perahu dengan pondasi kayu berukuran tinggi dan besar.

Berbeda dengan Omo Laraga yang berbentuk bulat, begitupun dengan atapnya. Lainnya, yaitu Omo Hada dengan kelebihan yang tahan akan gempa bumi, serta Omo Sebua dengan ukiran khasnya.

Jika dikulik lebih dalam, masih banyak jenis rumah adat Nias lainnya yang tak kalah menarik untuk diketahui sebagai peninggalan leluhur Sumatera Utara. 

Editorial Team