foto masyarakat memakai baju adat Karo (instagram.com/suku.karo.id)
Tetapi dalam hal ini kain yang digunakan adalah kain adat Karo yang disebut uis nipes. Ada dua buah bekabuluh yang digunakan oleh penari laki-laki, yaitu bekabuluh yang sudah terpasang di pundak, dan bekabuluh yang dipegang di depan dada.
Bekabuluh yang dipegang di dada, pada saat menariakan dilipatkan di kepala membentuk penutup kepala yang disebut bulang-bulang.
Pembentukan bulang-bulang itu akan dilakukan bersamaan dengan penari perempuan yang memasangkan uis nipes dipundaknya yang membentuk kain seperti menggendong anak. Bulang-bulang merupakan bekabuluh yang telah berbentuk menyerupai topi untuk penutup kepala.
Dalam Guro-guro Aron, muda-mudi dilatih memimpin, mengatur, mengurus pesta tersebut. Untuk itu ada yang bertugas sebagai penguluaron, bapa aron atau nande aron. Mereka dengan mengikuti Guro-guro Aron ini dipersiapkan sebagai pemimpin desa (kuta) dikemudian hari.
Itulah beberapa ulasan mengenai tarian lima serangkai. Ciri khas dari masyarakat suku Karo.