Kyoto, Jepang (unsplash.com/@cqy12854)
Pada 27 Januari 1868 (hari ketiga tahun baru kalender lama Jepang), Tokugawa Yoshinobu dari markasnya di Istana Osaka (sebelah selatan Kyoto) mulai memberangkatkan pasukannya ke utara ke arah Kyoto, lewat dua rute utama: jalan utama Toba dan jalan utama Fushimi.
Seluruhnya ada sekitar 13.000 tentara yang diberangkatkan. Meskipun demikian, mereka terpencar-pencar, hanya sekitar 8.500 prajurit yang terlibat bentrokan di Toba-Fushimi. Komandan gabungan (Rikugun Bugyō) operasi tersebut bernama Takenaka Shigekata.
Pasukan keshogunan bergerak ke arah Toba di bawah pimpinan wakil komandan Ōkubo Tadayuki, seluruhnya terdiri dari kira-kira 2.000 hingga 2.500 prajurit. Pada sekitar 17.00, pasukan garis depan keshogunan yang sebagian besar terdiri dari sekitar 400 anggota polisi khusus Mimawarigumi dipersenjatai tombak dan sejumlah senjata api di bawah pimpinan Sasaki Tadasaburo mendekati pos pemeriksaan yang dijaga pasukan Satsuma di Jembatan Koeda, Toba (sekarang berada di Minami-ku, Kyoto).
Mereka diikuti dua batalion infanteri yang membawa senapan kosong karena mereka tidak benar-benar mengantisipasi adanya pertempuran. Dua batalion infanteri keshogunan dikomandani oleh Tokuyama Kōtarō, diikuti jauh di selatan oleh delapan kompi dari Kuwana yang membawa empat meriam.
Sebagian pasukan dari Matsuyama dan Takamatsu dan domain lainnya juga ikut serta, namun pasukan kavaleri dan artileri dari keshogunan tampaknya tidak ikut.Pasukan keshogunan menghadapi sekitar 900 pasukan Domain Satsuma yang berlindung di parit-parit dan dilengkapi persenjataan empat meriam.
Setelah menolak memberi izin pasukan keshogunan untuk lewat, pasukan Satsuma mulai menembak dari arah samping yang menjadi tembakan pertama dalam Perang Boshin. Peluru yang ditembakkan pasukan Satsuma meledak di kereta senjata yang berada di sebelah kuda yang ditunggangi komandan pasukan keshogunan Takigawa Tomotaka.
Kuda yang terkejut itu melempar Takigawa, lalu berlari dengan liarnya, menyebabkan kolone keshogunan panik dan kacau balau. Serangan Satsuma begitu hebat dan segera membuat tentara keshogunan kacau balau dan mundur.