Dilansir dari komsoskam.com, menurut kepercayaan tradisional Pakpak, tendi merupakan kepribadian manusia dan badannya merupakan pelindung jiwanya sehingga dapat bertindak bebas. Dipercayai orang Pakpak tradisional bahwa tendi selain dapat memberikan kebahagiaan juga bisa membawa kecelakaan. Tendi juga dapat sesaat meninggalkan badan, membuatnya merana dan sebagainya.
Diyakini oleh masyarakat tradisional Pakpak setiap manusia memiliki tiga tendi yaitu tertua (si tuan), penengah (si penengah) dan bungsu (si ampunampun).
Beberapa ungkap soal tendi adalah
nakan tendi, yaitu sajian makanan ketika orang mengucapkan saling selamat dan bahagia; mengidupi pertendin, yaitu mengucapkan selamat mengenai sukma, jiwa dan roh seseorang;
nakan ari-ari tendi yaitu jamuan makanan untuk menghormati tendi yang diadakan bila seseorang sangat terkejut;
mengari-ari tendi, yaitu mengadakan jamuan makan dengan tujuan agar seseorang yang baru meninggal jangan membawa roh keturunannya ke kuburan;
meraleng tendi yaitu ritual yang dilakukan ketika seseorang terkejut karena mendengar suara keras dan keadaan dimana seseorang sedang terancam suatu bahaya.