Medan, IDN Times - Pernahkah kamu berpikir kalau kulit buah, ampas teh, atau potongan sayuran yang biasanya langsung berakhir di tempat sampah, sebenarnya bisa disulap jadi sesuatu yang bermanfaat?
Salah satu cara populer yang kini makin banyak dilirik adalah dengan membuat ekoenzim—cairan hasil fermentasi limbah organik yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, hingga menjaga kebersihan lingkungan.
Dikenalkan pertama kali oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand dan dikembangkan lebih lanjut oleh Dr. Joean Oon dari Malaysia, ekoenzim terbukti menjadi solusi ramah lingkungan sekaligus ekonomis dalam mengelola sampah rumah tangga. Proses fermentasinya memang butuh waktu sekitar tiga bulan, tapi hasilnya sepadan: cairan multifungsi yang bisa menggantikan banyak produk kimia sintetis di rumah.
Simak nih penjelasan ekoenzim dilansir dari laman YIARI.