Manusia dalam kepercayaan masyarakat Karo terdiri dari: Tendi(Jiwa) Begu(Roh orang yang sudah meninggal/hantu) Kula(Tubuh)
Ketika seseorang meninggal, maka Tendi akan hilang dan tubuhnya akan hancur, namun Begu tetap ada. Tendi dengan tubuh merupakan kesatuan yang utuh, ketika Tendi berpisah dengan tubuh maka seseorang akan sakit.
Pengobatan dilakukan dengan mengadakan pemanggilan Tendi, jika Tendi tidak kembali maka yang terjadi adalah kematian. Orang Karo meyakini alam semesta dipenuhi oleh Tendi, setiap titik di alam semesta mengandung Tendi. Kesatuan dari keseluruhan Tendi yang meliputi segalanya ini disebut Dibata, sebagai kesatuan totalitas dari alam semesta.
Setiap manusia dianggap sebagai semesta kecil. Manusia merupakan kesatuan dari Kula(Tubuh), Tendi(Jiwa), Pusuh Peraten(Perasaan), Kesah(Nafas), dan Ukur(Pikiran).
Setiap bagian berhubungan satu sama lain. Kesatuan ini disebut dengan keseimbangan dalam manusia. Daya pikir manusia dianggap bertanggung jawab keluar, guna menjaga keseimbangan dalam dan luar.
Bentuk pemahaman ini menggambarkan manusia sebagai semesta besar. Manusia merupakan kesatuan dari dunia gaib, sosial, dan lingkungan alam sekitar. Hal ini menunjukkan suatu pandangan bahwa keseimbangan alam semesta kecil tidak akan sempurna tanpa tercapainya alam semesta luar.
Karenanya banyak orang karo melakukan acara-acara adat dengan tujuan mencapai keseimbangan pada diri manusia tersebut.