Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menantang Zaman dengan Wayang Kulit yang Sudah Usang

Orang Tua Menjaga Karawitan dan Wayang#0102 - Copy.jpg
Orang-orang tua anggota Paguyuban Among Mitro berlatih Karawitan dan wayang kulit hingga larut malam di Desa Gembuk, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, 2 Juli 2025(Binsar Bakkara For IDN Times)

Hari sudah larut, namun orang-orang tua anggota Paguyuban Among Mitro masih semangat berlatih Karawitan dan Wayang Kulit di desa Gembuk, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Rabu (2/7/2025). Dengan peralatan yang sudah usang, para orang tua di kaki Gunung Limo ini tetap setia berlatih wayang dan musik gamelan dua kali seminggu, biasanya dari selepas Isya hingga tengah malam.

Di tengah gempuran zaman dan jenis pertunjukan hiburan yang semakin modern, Wayang Kulit kini minim peminat dari generasi muda. Tapi mereka tetap bertahan hanya karena kecintaan mereka pada warisan budaya leluhurnya. Mereka bukan sekadar penampil pertunjukan, tapi mereka adalah penjaga tradisi dan budaya yang sudah berusia ratusan tahun.

Wayang Kulit adalah kesenian tradisional Indonesia yang berkembang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Diciptakan oleh sunan kalijaga yang berasal dari keturunan Bangsawan Ponorogo Arya Wiraraja yang juga sebagai disebut Wali Songo. Namun sayangnya, kesenian wayang kulit sekarang sudah kurang peminatnya. Wayang Kulit dalam arti sebagai arah menuju roh spiritual,dewa,atau Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan banyak juga yang mengartikan wayang sebagai bayangan yang disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau sebagai hanya bayangannya saja.

Secara umum wayang kulit mengambil cerita dari naskah sang Mahabharata dan Ramayana, tetapi tidak terbatasi hanya dengan standart tersebut. Cerita tersebut biasanya diambil dari cerita panji,maupun kisah rohani dari agama Islam, Kristen, Hindu, Dan Budha. Pertunjukan Wayang Kulit telah resmi diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga.

Dalam melaksanakan kesenian wayang kulit terdapat yang dinamakan sebagai dalang. Kalau dilihat dari segi jumlah dalang yang sudah ada, untuk saat ini masih ada sekitar kurang lebih 2000-an dalang, untuk memperluas ajaran perdalangan masyarakat membuat sanggar wayang diseluruh Indonesia. Namun masalah dalam kesenian wayang kulit ini bukan dari dalangnya, tetapi dari jumlah penontonnya. Semakin dikitnya peminat dalam pertunjukan wayang kulit maka semakin cepat akan timbulnya kepunahan terhadap kesenian wayang kulit.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us