Monumen Keramat Kuda yang berada di pinggir jalan lintas Sumatera (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Cerita rakyat Keramat Kuda dan Matapao konon memiliki dua versi yang berbeda. Jika yang disampaikan Boy menunjukkan betapa dielu-elukannya sosok Datuk Pao, namun bagi sebagian masyarakat ada yang meyakini jika Datuk Pao merupakan sosok yang sangat angkuh.
Dilansir dari berbagai sumber, Datuk Pao diklaim sebagai sosok yang sangat sombong. Konon ia sering menunggangi kudanya sembari menabrak orang lain yang dirasa menghalangi jalannya.
Datuk Pao memiliki kuda kesayangan berwarna putih. Sangking sayangnya, kuda tersebut bahkan dirawat khusus oleh Ramli yang dipercaya Datuk Pao untuk mengurusinya. Ramli juga merawat kuda putih itu dengan segenap kasih dan sayang.
Namun pada suatu hari kuda putih milik Datuk Pao mengalami sakit parah dan hampir mati. Datuk Pao yang merasa kecewa dengan Ramli sempat bertengkar dengannya dan mengusir Ramli dengan sangat kasar.
Diceritakan jika Ramli pada akhirnya ditolong oleh Syeikh Maulana Maghribi yang pada akhirnya juga menjadi guru spiritualnya. Ramli pun ikut menjadi seorang pendakwah agama Islam berkat tuntunan Syeikh Maulana Maghribi.
Pada saat Ramli berjalan menuju tempat dakwahnya, ia berjumpa kembali dengan Datuk Pao dan kuda putihnya yang sudah sehat. Kebiasaan Datuk Pao yang sombong dan menabrak siapapun yang dirasa menghalangi jalannya, kini ia ingin lakukan pula kepada Ramli dan Syeikh Maulana Maghribi yang kebetulan berpapasan dengannya.
Namun, sang kuda putih berhenti karena mengingat jasa Ramli yang sudah merawatnya. Datuk Pao pun segera turun dari kudanya dan ingin membunuh Ramli dengan pedang. Namun aksi heroik dilakukan sang kuda putih yang berusaha melindungi Ramli dari tebasan pedang Datuk Pao.
Akibat peristiwa itu, perut sang kuda putih tertusuk pedang. Ia pun mati dengan keadaan perut yang robek karena berusaha menyelamatkan Ramli. Sementara Datuk Pao yang sempat diterjang kuda miliknya sendiri tewas dalam keadaan kepala pecah karena terbentur batu.
Kebaikan hati sang kuda putih kini dikenang oleh masyarakat setempat lewat sebuah monumen Keramat Kuda. Konon, lokasi didirikannya monumen itu tepat berada di mana sang kuda putih terbunuh.