Banda Aceh, IDN Times - Sebuah gapura beton beratap segitiga tegak berdiri. Bentuknya menjorok ke dalam membentuk terowongan dengan dinding melebar di samping kiri dan kanannya.
Tepat di tengah-tengah gapura, di bagian atas terdapat lambang bintang dengan disertai tulisan berbahasa Belanda, "Aan Onze Kameraden Gevallen Op Det Veld Van Eer".
Selain itu, di dinding tersebut dipatri beberapa tahun, nama kota di Aceh, dan juga dipenuhi sejumlah nama-nama. Misalnya, tertulis Massigit Raija 1873-1874, dengan nama J Van Franken, C Fuchs, S M Abrahams, G Van Surken, dan banyak lagi.
Bahkan, ada pula beberapa nama Indonesia, seperti Wongsosetiko, Wongsodikromo, Wongsowidjojo, Seorokerto, Sosemito, Sipin, dan lain sebagainya.
Gapura tersebut merupakan gerbang masuk ke Kompleks Kerkhof Peutjut, pemakaman Belanda yang terletak di Gampong Sukarami, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh.
Nama-nama di dinding tadi adalah nama para serdadu Belanda atau Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL) dan pasukan khusus Korps Marechaussee yang tewas saat berupa melakukan ekspansi ke Aceh dan dimakamkan di pemakaman tersebut.