5 Kesalahan Umum yang Merusak Persahabatan Mahasiswa, Jauhi!

Persahabatan di masa kuliah adalah salah satu hal berharga yang bisa menjadi penopang di tengah padatnya aktivitas akademik. Namun, menjaga hubungan baik tidak selalu mudah karena banyak tantangan yang datang seiring waktu. Tanpa disadari, ada sikap dan kebiasaan yang bisa merusak ikatan yang sudah terjalin.
Beberapa kesalahan terlihat sepele, tapi dampaknya bisa besar jika dibiarkan terus-menerus. Mahasiswa kerap tidak menyadari bahwa perilaku mereka bisa membuat teman merasa tidak dihargai. Lalu, apa saja sebenarnya kesalahan umum yang kerap merusak persahabatan di kalangan mahasiswa? Berikut lima hal yang patut diwaspadai.
1. Kurang komunikasi yang jujur

Komunikasi adalah fondasi utama dalam setiap hubungan, termasuk persahabatan. Saat seseorang mulai menyembunyikan perasaan, memendam kecewa, atau enggan menyampaikan hal-hal penting, celah kesalahpahaman akan semakin besar. Tanpa kejujuran, hubungan bisa terasa hambar dan dipenuhi prasangka.
Mahasiswa kerap menghindari konfrontasi demi menjaga kenyamanan, padahal komunikasi yang jujur justru bisa memperkuat ikatan. Menyampaikan pendapat atau rasa kecewa dengan cara yang baik jauh lebih sehat dibanding memendamnya. Persahabatan yang sehat membutuhkan keberanian untuk terbuka dan saling mendengarkan.
2. Terlalu mengandalkan atau bergantung

Dalam persahabatan, saling membantu adalah hal yang wajar, tapi jika satu pihak terus-menerus bergantung tanpa memberi timbal balik, hubungan bisa menjadi timpang. Ketergantungan berlebihan, seperti selalu minta bantuan tugas atau terus menuntut waktu, bisa membuat teman merasa dimanfaatkan. Lambat laun, hal ini bisa menimbulkan kejenuhan dan kejengkelan.
Mahasiswa perlu belajar mandiri dan menghargai ruang serta waktu orang lain. Persahabatan yang sehat dibangun atas dasar saling mendukung, bukan saling membebani. Dengan menjaga keseimbangan, hubungan pun akan terasa lebih tulus dan menyenangkan.
3. Tidak menghargai batasan pribadi

Setiap orang memiliki batas kenyamanan yang berbeda, termasuk dalam pertemanan. Saat seseorang terlalu mencampuri urusan pribadi atau memaksakan kehendak, hal itu bisa membuat temannya merasa tidak dihargai. Meski dekat, bukan berarti semua hal harus dibagikan atau diatur bersama.
Mahasiswa sering lupa bahwa menghargai privasi adalah bentuk penghormatan terhadap teman. Memberi ruang untuk sendiri, tidak memaksa bercerita, atau tidak ikut campur tanpa diminta adalah bentuk kepedulian yang dewasa. Persahabatan akan jauh lebih kuat jika ada saling pengertian dan respek terhadap batas masing-masing.
4. Tidak konsisten saat dibutuhkan

Teman sejati bukan hanya hadir saat senang, tapi juga saat keadaan sulit. Sayangnya, beberapa mahasiswa hanya muncul ketika butuh bantuan, namun menghilang saat temannya sedang mengalami masalah. Ketidakhadiran di saat-saat krusial bisa meninggalkan rasa kecewa yang membekas.
Konsistensi dalam mendukung teman menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli dan bisa diandalkan. Tidak perlu selalu hadir secara fisik, tapi sekadar bertanya kabar atau memberi semangat pun sangat berarti. Persahabatan akan terasa lebih hangat jika ada saling dukung dalam berbagai kondisi.
5. Membandingkan dan meremehkan satu sama lain

Setiap orang punya jalan hidup dan pencapaian yang berbeda, termasuk teman sendiri. Sayangnya, ada yang tanpa sadar suka membandingkan atau meremehkan usaha temannya, baik dalam akademik, organisasi, maupun hal pribadi. Sikap ini bisa melukai hati dan meruntuhkan rasa percaya diri.
Mahasiswa perlu belajar untuk saling menghargai dan memberi dukungan, bukan menjatuhkan. Ucapan sederhana seperti “kamu pasti bisa” jauh lebih membangun daripada membandingkan dengan orang lain. Persahabatan akan tumbuh subur jika diwarnai apresiasi dan saling menyemangati.
Menjaga persahabatan di dunia perkuliahan bukanlah hal yang mudah, tapi sangat mungkin dilakukan dengan kesadaran dan sikap saling menghargai. Dengan menghindari lima kesalahan umum di atas, hubungan pertemanan bisa tumbuh lebih sehat, dewasa, dan bertahan lama.