ilustrasi nyamuk penyebab malaria (pexels.com/Anuj)
Penyakit endemik di daerah tropis ini, termasuk di Indonesia, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang membawa parasit penyebab malaria.
Gejala malaria biasanya muncul dalam waktu 7-15 hari setelah penderita digigit nyamuk yang membawa parasit malaria. Tapi ada juga yang gejalanya baru keluar satu tahun kemudian.
Gejala awal penyakit malaria adalah demam naik-turun, sakit kepala, tubuh berkeringat, panas dingin, muntah, dan terkadang disertai nyeri otot, diare, serta badan terasa tidak enak.
Pola demam naik-turun pada penyakit malaria berlangsung dalam siklus 24-72 jam, tergantung pada jenis parasit yang menginfeksi. Pada awal siklus ini, pasien akan merasa kedinginan dan menggigil. Setelah itu, akan muncul demam yang disertai rasa letih dan banjir keringat. Demam biasanya berlangsung selama 6-12 jam.
Selain ketiga penyakit di atas, demam naik-turun juga dapat disebabkan oleh penyakit infeksi lain, seperti COVID-19 atau infeksi virus Corona, brucellosis, leptospirosis, dan hepatitis viral, serta oleh sindrom demam periodik yang disebabkan oleh faktor keturunan.
Apa pun demam yang dialami, penting untuk selalu mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Hal ini karena saat demam, tubuh akan lebih banyak mengeluarkan cairan melalui keringat dan urine.
Untuk menjaga cairan tubuh lebih optimal, Anda dapat mengonsumsi air putih atau minuman isotonik elektrolit untuk meredakan demam. Kandungan ION yang terkandung di dalam minuman isotonik elektrolit dapat diserap tubuh dengan lebih cepat guna menggantikan cairan tubuh yang hilang melalui keringat. Dengan begitu, demam pun dapat segera teratasi.