5 Fakta Unik Burung Cinereous Mourner, Bisa Menyamar Menjadi Ulat

Anak burung Cinereous Mourner memiliki penampilan yang istimewa dengan bulu berwarna oranye dan filoplum panjang berujung putih, menyerupai ulat berbulu beracun dari keluarga Megalopygidae. Gerakan kepala mereka yang perlahan dari sisi ke sisi juga memberikan kesan menyerupai gerakan ulat.

Tujuan dari penyamaran anak burung cinereous mourner seperti ulat adalah untuk melindungi diri dari predator yang mungkin memangsa mereka. Dengan menyerupai ulat berbulu beracun, anak burung ini dapat mengelabui predator yang menghindari ulat tersebut karena takut terkena racun. Ini merupakan strategi bertahan hidup yang cerdas dan langka di antara burung-burung lainnya.

Cinereous mourner dewasa berwarna abu-abu dominan dengan bintik oranye kecil di bahu dan cincin mata kuning yang sempit. Mereka memiliki paruh pendek dan tebal, serta ekor panjang dan runcing. Ukuran tubuhnya sekitar 18 cm dengan berat sekitar 30 gram. Burung ini tidak memiliki perbedaan penampilan antara jantan dan betina atau dimorfisme seksual yang jelas.

Memiliki suara nyaring dan tinggi yang dapat terdengar dari jarak jauh di hutan. Suara ini digunakan untuk komunikasi dengan pasangan atau individu lain, serta untuk menandai wilayah atau menarik perhatian.

Terdiri dari nada tunggal atau rangkaian nada berulang, suara ini berlangsung selama beberapa detik. Biasanya digunakan saat burung berada di dahan terbuka di tengah hutan atau saat terbang dari satu tempat ke tempat lain.

Cenderung hidup soliter atau berpasangan, bukan dalam kelompok atau kawanan. Mereka sering ditemukan sendirian atau bersama pasangan mereka, yang mungkin tetap bersama sepanjang tahun.

Burung ini tidak terlibat dalam perilaku sosial kompleks seperti bersarang bersama, berbagi makanan, atau merawat anak burung bersama. Mereka juga tidak tergantung pada satu sumber makanan yang melimpah, seperti buah-buahan atau nektar, yang biasanya menarik banyak burung lain untuk berkumpul.

Burung cinereous mourner termasuk dalam kategori "least concern" menurut Daftar Merah IUCN, otoritas global tentang status konservasi spesies. Ini menunjukkan bahwa populasi burung ini stabil atau bahkan meningkat, serta memiliki distribusi yang luas dan habitat yang sesuai.

Mereka tidak menghadapi ancaman serius seperti kehilangan habitat, perburuan, atau perdagangan ilegal. Meskipun demikian, perlindungan dan pemantauan terus diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup mereka di masa depan.

Cinereous mourner bersifat omnivora, yang berarti mereka memakan berbagai jenis makanan, baik hewan maupun tumbuhan. Mereka biasanya mencari makan di lapisan tengah hutan, menangkap serangga, laba-laba, cacing tanah, siput, dan kadal kecil dengan paruhnya.

Selain itu, mereka juga memakan buah-buahan, biji-bijian, dan nektar dari bunga untuk mendapatkan energi dan nutrisi. Burung ini mampu beradaptasi dengan sumber makanan yang tersedia di habitatnya dan tidak bersaing dengan burung lain yang memiliki preferensi makanan yang berbeda.

Mereka bersarang di lubang pohon atau di antara akar yang menjulur dari tanah. Sarangnya terbuat dari ranting, daun, lumut, dan bulu, membentuk mangkuk dalam. Burung betina biasanya bertelur dua butir, berwarna putih dengan bintik-bintik cokelat.

Baik burung jantan maupun betina sama-sama mengerami telur selama sekitar 18 hari, dan mereka juga sama-sama memberi makan anak burung dengan serangga dan buah-buahan. Anak burung biasanya meninggalkan sarang setelah sekitar 20 hari, tetapi masih bergantung pada orang tua mereka untuk beberapa waktu.

Itulah fakta-fakta tentang burung Cinereous Mourner, dibekali kemampuan tidak biasa dan strategi bertahan hidup yang berbeda dari burung pada umumnya. Unik, ya?