5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Mulai Jadi Petani

Kiat-kiat mengelola sawah dan padi dengan baik

Tanjung Morawa, IDN Times – Beras memegang peranan yang cukup sentral bagi sektor pangan di Indonesia. Bahkan beras masih menjadi makanan pokok masyarakat sebab mengandung karbohidrat yang dapat mengenyangkan. Tak heran jika sampai saat ini belum ada yang bisa mengganti posisi beras sebagai makanan pokok pilihan pertama. Bahkan konsumsi beras Indonesia terbanyak keempat di dunia, yang konsumsinya mencapai 35,3 juta metrik ton.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik luas panen padi pada tahun 2022 mencapai sekitar 10,45 juta hektar. Mengalami kenaikan sebanyak 40,87 ribu hektar atau 0,39 persen dibandingkan luas panen padi tahun 2021. Namun, meskipun peranan sektor pertanian sangat penting bagi ketahanan pangan suatu negara, anak-anak muda masih enggan menjadi petani.

Banyak yang mengklaim jika menjadi petani di Indonesia tidak cukup sejahtera. Namun, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, anak muda bisa menjadi seorang petani yang sejahtera jika mampu mengelola sawah dengan baik, apalagi berskala besar. Di samping itu, tetap ada anak muda yang belakangan ini suka bertani.

Nah, bagi kamu yang baru gemar bertani, IDN Times merangkum kiat-kiat bertani yang baik dengan memerhatikan detail-detail penting dalam mengelola sawah dan padi.

1. Memastikan sumber air cukup dan irigasi baik

5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Mulai Jadi PetaniBibit padi yang sudah siap untuk ditanam (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Iyan, selaku seorang petani asal Tanjung Morawa mengatakan jika hilirisasi air menjadi salah satu sumber utama yang wajib diperhatikan. Jika area persawahan memiliki pola irigasi yang buruk, sawah akan terancam mengalami kekeringan dan tidak cukup air. Bagi petani muda yang baru meminati dunia pertanian, perhatikanlah pasokan air dan hilirisasinya. Apakah sawah yang kitakelola memungkinkan untuk dialiri air yang cukup atau tidak.

“Sebagai upaya mitigasi dari gagal panen karena kekeringan, saya sarankan untuk memerhatikan hilirisasi air di area persawahan. Padi ini harus memiliki pasokan air yang cukup. Tidak kekurangan juga tidak kelebihan. Jadi, area persawahan harus punya pengelolaan irigasi yang baik,” ujar Iyan, seorang Petani yang memiliki sawah di Desa Wonosari.

Ia juga berpendapat jika untuk sektor persawahan, harus memiliki setidaknya satu parit kecil yang airnya bersumber dari sungai atau tali air. “Kenapa parit kecil perlu, agar tidak rebut-rebutan air kalau misalnya lagi kekeringan nanti. Itu sebabnya tidak sedikit petani yang mengalami cek-cok hanya karena hilirisasi air yang tidak baik. Jadi, saya sarankan juga untuk membuat sumur bor jika di area sawah kita tak memiliki parit kecil atau aliran air yang cukup baik,” kata Iyan.

2. Pilih benih dengan varietas terbaik

5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Mulai Jadi PetaniBibit padi yang siap ditanam (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Benih dengan kualitas terbaik akan menghasilkan beras dengan kualitas jempolan pula. Benih biasanya disesuaikan dengan kultur tani. Seperti ada yang cocok digunakan di lahan yang sering banjir, ada pula yang cocok ditanam di tanah lembap, bahkan ada benih yang sesuai jika ditanam di lahan dengan kontur kering. Iyan menyarankan kepada petani muda agar sering bersosialisasi dengan petani lain. Sebab, prinsip kerja sama di kalangan petani itu nyata. Termasuk dalam hal memeroleh benih kualitas unggul.

“Kalau di desa ini, biasanya kami sesama petani menggunakan jenis benih yang sama, karena kontur tanahnya juga sama. Di sini ada pengelolaannya. Kadang dapat benih gratis juga dari desa. Gunakanlah benih dengan kualitas bagus. Yang kuat, yang berisi, dan mudah berkembang,” ucap petani berumur 51 tahun ini.

Iyan juga memberi rekomendasi padi yang sering digunakan dan berkualitas unggul. “Umumnya yang dipakai di daerah Deli Serdang adalah varietas Inpari 23, Inpari 42, bahkan IF (Indonesia Farmers) 16,” bebernya.

Baca Juga: 597 Petani Sawit Mandiri Tapanuli Selatan Lulus Sertifikasi RSPO

3. Memberi pupuk untuk menstimulasi perkembangan padi

5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Mulai Jadi PetaniPadi yang seminggu lagi siap panen (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Ibarat vitamin bagi manusia, pupuk pun memiliki peranan yang sama bagi tanaman, khususnya padi. Iyan merekomendasikan pupuk yang sering dipakainya saat merawat padi. Pertama, ia menganjurkan menyebarkan pupuk SP36 ke sawah sebelum bibit ditanam.

Kemudian setelah berumur 7 hari dari masa tanam, sebarkan pupuk urea dan pupuk KCI. Setelah tanaman padi berumur 20 hari, petani bisa kembali menyebarkan pupuk urea. Dan setelah umurnya 30 hari, dianjurkan melakukan penyebaran pupuk urea dan KCI.

“Walaupun, ya, pupuk kadang harganya mahal. Tapi kalau untuk menanam saya selalu rutin memberi pupuk. Agar padi saya sehat dan mentes-mentes (berisi),” ujar Iyan.

4. Rajin cek kondisi padi dengan estimasi tertentu

5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Mulai Jadi PetaniMembajak sawah agar tanah gembur dan siap ditanami padi (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Bagi Iyan, jika bertani lelahnya hanya saat ingin menanam padi dan pasca menanam padi dua bulan. Selebihnya, petani hanya tinggal rutin mengecek kondisi padinya saja. Misalnya saat ingin menanam, petani diharuskan untuk menjaga kondisi air yang cukup, membajak sawah atau menggemburkan lumpur, menabur benih, mencabut benih yang sudah siap untuk ditanam, sampai menyebarkan pupuk. Rentang kesibukannya hanya itu saja.

“Gunanya kita rutin mengecek kondisi padi, pertama agar kita tahu tumbuh kembangnya. Yang kedua adalah kita dapat memetakan langkah-langkah mitigasi jika seandainya padi kita tumbuh dengan masalah-masalah tertentu. Yang ketiga adalah kita dapat tahu apakah padi kita terserang hama atau tidak. Dan yang terakhir agar kita bisa mengecek pasokan air yang ada di sawah kita. Apakah cukup atau kekeringan,” kata petani yang telah mengelola sawah sejak 1997 ini.

5. Jalin keakraban dengan sesama petani

5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Mulai Jadi PetaniIlustrasi petani menanam padi di sawah. (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Tak hanya padi saja, kiat sukses sebagai seorang petani salah satunya adalah menaruh fokus pada hubungan sesama petani. Banyak kelebihannya jika kita memiliki hubungan baik, yang pertama, kata Iyan, kita bisa sharing terkait pengelolaan padi. Yang kedua adalah kita bisa mengerti saat sawah petani lain kekurangan bibit sementara kita kelebihan.

“Ibarat rumah, kita pasti memiliki tetangga. Begitu juga dengan sawah. Sawah di sebelah kita adalah tetangga kita. ketika kita kekurangan bibit, petani yang lain biasanya sukarela memberikan sisa bibitnya. Bayangkan ketika kita tidak memiliki hubungan dekat dengan sesama petani. Bisa-bisa ada masalah personal hingga akhirnya akses air ke sawah kita dari parit ditutup,” ujarnya.

Lebih jauh Iyan berharap agar anak-anak muda memiliki animo bertani. Iyan sangat menyesalkan jika anak muda diwariskan sawah namun pada akhirnya sawah tersebut dijual untuk didirikan bangunan rumah atau pabrik.

“Bagi saya punya sawah itu cukup berguna, meskipun cuma satu rante dan hasil panen hanya 3 goni. Sebab, hasil panen bisa kita gunakan untuk kebutuhan kita sendiri. Kita gak mesti beli beras karena kita punya beras sendiri. Tapi kalau harga pupuk dan racun hama mahal, kita sebagai petani, ya, kadang merasa rugi juga,” pungkasnya.

Baca Juga: Merdang Merdem, Tradisi Suku Karo agar Sawah Tumbuh Subur

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya