Ilustrasi Batu(pixabay.com/Alexandra_Koch)
(Legenda) Batu Ampar mengisahkan tentang si Badang, seorang pemuda kurus yang tampak berantakan. Tetapi kondisi memprihatikan itu hanya sebentar saja, sebab di masa-masa selanjutnya si Badang menjelma menjadi seorang pria gagah perkasa dan suka berkelana. Menurut kabar, ia pernah mengunjungi Pulau Bintan dan Daik Lingga, termasuk pulau Buluh dan Tumasik.
Di Tumasik, si Badang terkenal sebagai orang sakti mandraguna. Kabar tentang kesaktian si Badang itu pun akhirnya sampai ke telinga putri penguasa Tumasik, yang kemudian memerintahkan orang-orangnya untuk menemui si Badang. Rupanya, setelah bertemu, putri tersebut meminta si Badang mewakili kerajaan Tumasik dalam ajang adu kekuatan melawan orang kuat dari India; apabila si Badang kalah, maka putri harus merelakan seluruh wilayah Tumasik kepada orang kuat tersebut. Sebaliknya, jika perwakilan dari Tumasik yang menang, orang kuat dari India itu bersedia menyerahkan seluruh harta bendanya.
Hari yang ditunggu-tunggu itu pun tiba juga dan semua orang berkumpul di pantai Timur Tumasik, atau di depan Pulau Sentosa, untuk menyaksikan pertandingan antara si Badang dan orang kuat tersebut.
Setelah melakukan sedikit pemanasan, orang kuat dari India itu mulai memamerkan kehabatannya; ia mengangkat batu besar ke atas kepalanya dan semua orang terkagum-kagum. Melihat aksi tersebut, Putri Tumasik merasa cemas. Ia khawatir kalau-kalau si Badang tak lebih kuat dari laki-laki itu.
Ketika giliran si Badang tiba, pertama-tama ia melihat batu yang diangkat oleh orang kuat tadi, lalu memandang jauh ke Gunung Ledang, lalu ke Selat Singapura, lalu ia pun mulai mengangkat batu besar itu. Ia melakukannya dengan mudah. Bahkan, si Badang mampu melambung-lambungkan batu itu, persis seperti seorang ibu yang melambung-lambungkan bayinya ke udara. Melihat kehebatan Badang, semua rakyat Tumasik pun bersorak gembira. “Bang!” teriak mereka. “Luar biasa,” kata yang satu. “I love you bang Badang,” kata yang lain.
Tak lama setelah itu si Badang pun melempar batu tersebut ke arah laut. Tuan putri, yang juga merasa takjub dengan kekuatan Badang, langsung meminta anak buahnya untuk mencari batu tersebut. Rupanya batu itu terlembar sampai ke bagian Utara pulau Batam. Sayangnya, batu tersebut sudah tidak utuh lagi. Ia sudah pecah, dan para anak buah Putri Tumasik mendapati pecahan batu tersebut terhampar luas. Kini, orang-orang menyebut tempat itu sebagai Batu Ampar (batu yang terhampar).