Nayla lulus diberbagai universitas luar negeri (Dok. Istimewa)
Berawal dari Nayla mendapat informasi tentang Beasiswa Indonesia Maju Persiapan S1 Luar Negeri dari orang tua, dan setelah mencari tahu ternyata program beasiswa persiapan tersebut menyediakan fasilitas untuk pesertanya agar mempersiapkan diri dan bisa diterima di universitas terbaik di luar negeri.
Sehingga, Nayla tertarik untuk mendaftar beasiswa dan mengikuti seleksi administrasi dengan mengirimkan nilai rapor, sertifikat prestasi nasional/internasional, essay berbahasa Inggris, tes kebhinekaan, sampai seleksi wawancara.
“Lalu setelah saya diterima sebagai penerima beasiswa persiapan, saya mengikuti seluruh kegiatan di tahap persiapan selama kurang lebih 9 bulan, mulai dari talent camp untuk skill enrichment, kursus bahasa Inggris seperti IELTS dan SAT, melaksanakan proyek sosial, dan college counselling,” jelasnya.
Untuk pendaftaran ke universitas tujuan, ia dibimbing oleh mentor dalam college counselling yang membahas cara mendaftar dan persyaratan dibutuhkan, seperti paspor, nilai tes bahasa Inggris, rapor, sertifikat prestasi, dan lain-lain, serta membahas essay dan mempersiapkan tes wawancara.
“Saya mendaftar di 7 universitas luar negeri dan kemudian berhasil diterima di 6 universitas.
"Selanjutnya, saya mengajukan satu letter of acceptance (LoA) dari universitas yang paling saya inginkan, yaitu Nanyang Technological University di Singapore kepada panitia beasiswa untuk mengikuti seleksi LoA. Alhamdulillah, sekarang saya dinyatakan sebagai penerima beasiswa fully funded dari Beasiswa Indonesia Maju S1 Luar Negeri,” katanya.
Dari keenam universitas yang menerima saya, saya memilih untuk berkuliah Nanyang Technological University (NTU)karena jurusan yang saya ambil adalah yang paling sesuai dengan passion saya, yaitu di pelajaran sains, dan saya sudah punya pengalaman dalam melakukan penelitian di bidang sains sehingga saya yakin bisa mengikuti pembelajaran di universitas dengan baik. Dari segi ranking, NTU adalah salah satu universitas terbaik di dunia, dan NTU menempati ranking ke-7 untuk jurusan Chemical Engineering.
Dirinya membenarkan bahwa ia sempat mendaftar ke 2 universitas dalam negeri (PTN) dengan jalur SNBP, tapi dinyatakan tidak lulus seleksi.
"Sampai saat ini, saya masih tidak menyangka bahwa impian saya sejak kecil untuk kuliah di luar negeri bisa terwujudkan. Saya juga merasa senang karena usaha saya selama masa SMA, baik mempertahankan nilai rapor, mendapatkan prestasi, belajar bahasa Inggris secara intensif untuk persiapan tes, sampai berkonsultasi dengan mentor saya akhirnya bisa membuahkan hasil yang sangat baik,” katanya.