Cerita Pengalaman Siswa Carnegie School Ikut Belajar di MCUT Taiwan

Sejak awal, Yayasan Bina Insan Negara dan Carnegie School telah memperluas pengalaman belajar siswa, serta memahami pentingnya memberikan pelajaran dengan taraf internasional.

Sebagai Sister University dari MCUT, ITB Carnegie membuka pintu kesuksesan bagi para siswa untuk menjelajahi kehidupan perkuliahan di Taiwan, yang merupakan sebuah negara yang dikenal karena kesejukan Teknologinya, lingkungannya yang bersih, dan keamanan yang tinggi.

Angelica Salim yang merupakan siswi Carnegie School bersama siswa/i dari negara lain meraih Juara 1 Presentasi Design Thinking di Ming Chi University Of Technology (MCUT).

Selama sepuluh hari pelatihan, siswa dan siswi Carnegie school selain belajar bahasa Mandarin, merasakan belajar mandiri dengan menggunakan transportasi massal seperti MRT. Siswa dan siswi Carnegie school berinteraksi dengan masyarakat sekitar menggunakan bahasa Mandarin, dan terlibat dalam metode terkini untuk menyelesaikan Masalah dari Pelajaran Design Thinking, yang dibimbing langsung oleh para Professor dari MCUT.

Angelica merasakan haru dan syukur atas kesempatan untuk mengikuti pelatihan di MCUT.

Lanjutnya, para siswa juga diberikan tugas oleh profesor untuk Belajar Design Thinking memikirkan solusi, mereka dibawa pergi ke tempat wisata dengan menggunakan Alat transportasi (MRT), dari alat MRT tersebut mereka harus melihat apa masalah yang ada bagi Masyarakat disana saat menggunakan MRT tersebut.

Melalui Design Thinking mereka harus mencari kenapa bisa timbul masalah, dan mereka melakukan observasi tidak hanya dari 1 tempat tetapi di seluruh tempat, dan mereka menemukan suatu masalah yang dialami masyarakat dari alat trasportasi tersebut yaitu banyak masyarakat yang susah naik MRT karena tiketnya berupa koin yang ukurannya sangat kecil sehingga mudah hilang.

Kemudian masalah tersebut mereka mendapatkan hasil dari observasi dan memikirkan solusi. Solusi juga didapatkan tidak hanya melalui 1 proses melainkan berbagai proses, sehingga mereka mendapatkan solusi untuk masalah tersebut yaitu mengubah bentuk tiket MRT seperti gelang, sehingga tidak mudah jatuh ataupun hilang.

Menurut Anglelica Salim, ada kesan yang nyaman, bersih, dan aman.  Selama di Taiwan tidak hanya dirinya dan siswa/i lainnya tetapi siswa/i lain yang berasal dari negara Thailand juga merasakan kenyamanan belajar di Taiwan.

“Kami berhasil membentuk persahabatan antar siswa dan mereka juga diberikan pandangan positif terhadap masa depan untuk kuliahnya di sana. Siswa dan Siswi Carnegie juga memuji keramahan dan kedekatan Bersama Profesor-profesor dan Guru MCUT yang membimbing mereka selama pelatihan di MCUT,” ujarnya.

Angelica berharap untuk bisa terus tinggal di Taiwan setelah selesai mengikuti pelatihan selama sepuluh hari. Namun Tiket pesawat yang sudah dibeli menjadi kendala tak terhindarkan dan harus kembali ke Kota Medan.

Kelly, siswi Carnegie school lainnya, menambahkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat baginya untuk masa depan. Ia berhasil menjalin persahabatan dengan siswa dan siswi dari sekolah Thailand, dan Taiwan memperoleh pengalaman berharga, dan menciptakan kenangan yang baik.

Stiven Wijaya, menilai banyak manfaat dan pelajaran yang diperoleh siswa dan siswi Carnegie, termasuk pengembangan kemandirian, peningkatan kemampuan bahasa Mandarin, dan motivasi untuk belajar lebih giat dengan kerjasama siswa dan siswi Carnegie School.

“Saya bangga kepada siswa dan siswi Carnegie yang berhasil mengikuti  pelatihan sepuluh hari ke MCUT,” ucapnya yang juga sekaligus Rektor dari ITB Carnegie.

Stiven Wijaya sebagai tamu kehormatan dari Carnegie School Medan berpartisipasi menilai Presentasi Design Thinking di Ming Chi University Of Technology (MCUT) Taiwan.

“Pelatihan sepuluh hari di MCUT bukan hanya sebuah perjalanan belajar, tetapi juga awal dari petualangan panjang yang membuka pintu menuju masa depan yang cerah dan penuh prestasi bagi para siswa Carnegie School. Pengalaman ini tidak hanya melibatkan Siswa secara akademis, tetapi juga membentuk karakter, membuka wawasan, dan menggairahkan semangat untuk meraih impian masa depan yang lebih besar,” jelasnya.

Stiven Wijaya juga mendapatkan kesempatan mendengarkan seluruh presentasi tidak hanya dari murid Carnegie School tetapi bahkan dari sekolah lain yang berasal dari Negara Thailand dan Taiwan. Mereka mendapatkan tugas dari profesor yaitu menghadapi masalah-masalah kehidupan nyata saat mereka menjadi seorang pemimpin kelak hingga solusi yang dapat diberikan.

Salah satu tugas nya adalah saat mereka menjadi Walikota atau Gubernur apa yang harus mereka perbaiki di kota meraka nanti dan solusi apa yang harus mereka berikan.

“Dari Materi pembelajaran tersebut sangat bermafaat bagi mereka semua terkhusus untuk semua Murid yang telah mengikuti pelatihan karena dari masalah-masalah yang timbul mereka mencari titik permasalahannya dimana dan mereka  memikirkan Solusi Solusi yang di dapat juga dengan berbagai proses yang bukan hanya dari 1 Proses tetapi melalui berbagai proses,” tutupnya.