Sapto, Orangutan Sumatera berusia 2 tahun yang disita dari tangan oknum pejabat di Aceh pada Januari 2019 lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)
Para pendaftar nantinya harus menyiapkan beberapa syarat. Di antaranya adalah mengisi formulir mulai tanggal 1 - 30 April 2024, kemudian menyertakan kurikulum vitae (daftar riwayat hidup yang dapat berisikan rincian minat keterlibatan dalam upaya-upaya konservasi) dan KHS dari semester terkini sebagai kualifikasi akademis, serta melengkapi nomor WhatsApp untuk mempermudah keberlanjutan komunikasi. Tak lupa para pendaftar juga harus membuat essay.
"Jika misalnya beasiswa lain kekuatannya adalah wawancara, maka kekuatan Beasiswa Peduli Orangutan ini adalah essay. Kita harus bisa meyakinkan bahwa essay kita akan bermanfaat bagi keberlangsungan orangutan," ujar Mahdiyyah.
Sebagai seseorang yang pernah memenangkan program beasiswa bergengsi ini, Mahdiyyah memberikan tips agar dapat lolos. Salah satunya adalah tips dalam menulis essay yang diminta maksimal 1000 kata itu (3 halaman di luar daftar pustaka).
"Tipsnya dalam membuat essay, lihatlah isu yang sedang hangat soal orangutan. Misalnya isu orangutan dan tambang, atau penyakit orangutan. Kita harus bisa lihat isunya terlebih dahulu. Lebih disarankan yang langsung berdampak dan memberi solusi. Lihatlah isu yang terkini, agar tulisan kita juga relevan," ujar seorang Wildlife Surveyor ini.
Essay yang diangkatnya saat itu adalah soal hutan harapan, khususnya berkenaan dengan pohon-pohon yang dibutuhkan oleh orangutan.
"Kalau mau menang, harus angkat essay yang berkaitan dengan orangutan Sumatera. Seperti contohnya tentang orangutan ini sebaiknya perawatannya bagaimana, kalau misalnya di suatu tempat ditemukan sarang orangutan apa yang harus kita lakukan, kita juga bisa membuat edukasi terkait bagaimana sikap kita jika bertemu dengan orangutan, dan lain-lain," bebernya.