Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi belajar (unsplash.com/Annie Spratt)
ilustrasi belajar (unsplash.com/Annie Spratt)

Memberikan les tambahan pada anak sejak usia dini mungkin sudah menjadi tren di kalangan banyak keluarga, terutama di kota-kota besar. Orangtua merasa bahwa les dapat memberikan keunggulan tersendiri dalam segi akademik, mampu meningkatkan keterampilan anak, serta mempersiapkan anak untuk menghadapi persaingan pendidikan yang semakin kompetitif seiring berjalannya waktu.

Penting bagi orangtua untuk memahami bahwa setiap anak mungkin memiliki karakter minat dan cara belajar yang berbeda-beda, bahkan tidak semua anak juga siap atau membutuhkan les sejak usia dini. Oleh sebab itu, orangtua perlu membahas beberapa hal penting berikut ini yang patut dipertimbangkan sebelum mendaftarkan anak les sejak kecil agar nanti tidak sampai membebaninya.

1. Kesiapan mental dan emosional anak

ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/August de Richelieu)

Les memerlukan kemampuan konsentrasi kesiapan emosional hingga kemauan belajar yang memadai. Namun, jika anak belum siap secara mental, maka les tersebut justru akan rentan menimbulkan stres dan kebosanan, sehingga akan semakin membebani anak dengan struktur belajar yang membawa dampak negatif terhadap perkembangannya.

Orangtua harus mengamati apakah memang anak menunjukkan minat belajar tambahan atau justru terkesan terpaksa dengan hal tersebut. Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa anak belum siap adalah mudah marah, kelelahan, atau tidak bersemangat, sehingga perlu ada keseimbangan tersendiri antara belajar dan kegiatan bebas yang dapat mendukung tumbuh kembang anak.

2. Tujuan orangtua memberikan les

ilustrasi menemani anak belajar (pexels.com/August de Richelieu)

Motivasi orangtua dalam memberikan les untuk anak semestinya datang dari kebutuhan anak itu sendiri, bukan karena tekanan sosial atau hanya mengikuti gengsi semata. Ada orangtua yang justru mendaftarkan anak ke berbagai les hanya karena mengikuti tren atau merasa takut anaknya akan tertinggal, padahal setiap anak pasti berkembang dengan tempo yang berbeda-beda.

Sebelum memutuskan tentu sebaiknya orangtua dapat menanyakan pada diri sendiri apakah memang benar bahwa anak-anaknya membutuhkan les untuk perkembangan potensi atau sebetulnya hanya keinginan orangtuanya semata. Tanpa tujuan yang tepat justru les tersebut tidak akan menjadi kegiatan yang efektif, sehingga tidak heran apabila niat dan arah yang jelas sangat menentukan keberhasilan les pada anak.

3. Waktu dan jadwal harian anak

ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/August de Richelieu)

Anak-anak memerlukan jadwal yang seimbang antara bermain belajar dan beristirahat, namun jika jadwal harian yang dimilikinya terlalu padat dengan sekolah dan juga les, maka hal tersebut akan membuat anak rentan kehilangan waktu untuk mengeksplorasi dunia sekitar. Bahkan, hal ini bisa menghambat kreativitas dan juga menimbulkan kelelahan fisik hingga mental.

Orangtua harus benar-benar cermat dalam merancang waktu les agar tidak sampai mengganggu rutinitas penting, seperti waktu bersama keluarga dan juga tidur. Idealnya jadwal les dapat dibuat sefleksibel mungkin dan tetap mempertimbangkan kemampuan anak untuk menerima berbagai materi tambahan, sehingga jangan sampai menjejali anak dengan aktivitas tanpa jeda hanya demi mengejar prestasi.

4. Jenis les dan minat anak

ilustrasi anak berenang (unsplash.com/Alexandr Podvalny)

Jenis les yang dipilih ternyata akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap dampak yang diperoleh anak. Les seni, akademik, musik, atau olahraga sebetulnya memiliki pendekatan dan beban yang berbeda-beda, sehingga jika tidak sesuai dengan minat anak justru akan terasa seperti beban tersendiri.

Coba libatkan anak dalam proses pemilihan les agar nantinya mereka dapat memiliki kendali secara penuh terhadap aktivitas yang dilakukannya. Dengarkan apa yang memang mereka sukai dan amati reaksi mereka selama proses belajar, sehingga dapat membawa dampak positif terhadap rasa percaya diri dan juga kemandirian anak.

Memberikan les sejak kecil bukanlah keputusan yang bisa disamaratakan untuk semua anak. Perlu ada pertimbangan matang dari sisi kesiapan anak, keseimbangan waktu, hingga tujuan orangtua agar nantinya tidak membuat aktivitas les berubah menjadi beban. Ingatlah bahwa setiap anak memiliki jalur pertumbuhan masing-masing, sehingga tetap orangtua harus membimbingnya dengan baik!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team