Anak Susah Fokus saat Belajar? Ini 7 Faktor Penyebabnya

Anak sulit berkonsentrasi saat belajar di rumah atau sekolah bukan hal yang jarang terjadi. Bisa saja mereka terlihat gelisah, tidak memperhatikan penjelasan guru, atau bahkan terlihat bengong tanpa sebab. Terkadang, suara kecil seperti ketukan pensil atau embusan angin dari jendela pun cukup membuat konsentrasi mereka buyar.
Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa kondisi ini bukan selalu karena malas atau tidak mau belajar. Bisa jadi ada faktor lain yang memengaruhi konsentrasi anak. Yuk, kenali tujuh penyebab umum anak susah fokus saat belajar berikut ini dilansir dari Hello Sehat.
1. Anak sedang mengalami gangguan belajar

Anak yang mengalami disleksia atau gangguan pemrosesan informasi sering kali kesulitan membaca atau memahami materi dengan baik. Walau mereka tampak seperti tidak memperhatikan, bisa jadi sebenarnya mereka menyimak, hanya saja kemampuan mereka menyerap pelajaran tidak secepat teman-temannya.
Gangguan belajar semacam ini sering tidak terdeteksi tanpa pemeriksaan atau skrining khusus. Anak bisa merasa malu, frustrasi, bahkan stres jika terus dibandingkan dengan teman-temannya.
2. Kurang tidur mengganggu konsentrasi

Waktu tidur yang tidak cukup berdampak langsung pada kemampuan fokus anak. Anak usia 5—13 tahun disarankan tidur 9–11 jam per malam. Bila anak sering begadang atau tidurnya terganggu, bukan hanya konsentrasinya yang terganggu, tetapi juga suasana hatinya.
Anak yang kurang tidur cenderung mudah marah, tidak sabaran, dan sulit mengikuti pelajaran dengan baik.
3. Tidak memahami materi pelajaran

Ketika anak tidak memahami materi pelajaran, mereka cenderung merasa frustrasi dan kehilangan motivasi. Apalagi dalam pembelajaran daring, mereka harus mengandalkan teknologi untuk bertanya pada guru, yang mungkin terasa kurang interaktif.
Hal ini berbeda dengan pembelajaran tatap muka, di mana anak bisa langsung menghampiri guru untuk bertanya. Saat tidak paham, anak pun menjadi enggan mengikuti proses belajar dan terlihat seperti tidak fokus.
4. Rasa cemas menghambat fokus anak

Mengutip dari Child Mind Institute, anak-anak yang mengalami kecemasan kerap sulit fokus saat belajar. Mereka mungkin takut membuat kesalahan, takut dipanggil guru, atau takut mempermalukan diri sendiri.
Kecemasan ini membuat anak merasa perlu menyelesaikan tugas secara sempurna, sehingga menghabiskan waktu lama atau bahkan memilih untuk tidak menyelesaikannya sama sekali.
5. Mengalami gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Anak dengan OCD memiliki dorongan kuat untuk melakukan ritual berulang, seperti menata benda agar sejajar atau mengecek sesuatu berulang kali. Ini membuat mereka sulit untuk duduk diam dan fokus.
Obsesi yang tidak terkendali bisa memalukan bagi anak, apalagi jika mereka belum memahami kondisi tersebut. OCD umumnya mulai terlihat sejak usia sekolah dasar.
6. Masih dalam masa adaptasi lingkungan

Perubahan lingkungan, seperti pindah sekolah atau kembali dari liburan panjang, bisa membuat anak butuh waktu untuk beradaptasi kembali. Selama masa ini, anak mungkin teringat pada aktivitas menyenangkan sebelumnya, sehingga konsentrasi belajar menjadi terganggu.
Meski tampak sepele, fase adaptasi ini penting diperhatikan agar proses belajar tidak terganggu dalam jangka panjang.
7. Trauma atau stres emosional

Anak yang pernah mengalami kekerasan atau tekanan berat bisa mengalami trauma yang membuatnya sulit fokus. Dalam kasus tertentu, anak dapat mengalami PTSD (post-traumatic stress disorder) yang ditandai dengan gejala seperti mudah terkejut, gelisah, dan kewaspadaan berlebihan.
Stres yang tidak terlihat di permukaan ini sering kali menghambat kemampuan belajar anak secara signifikan.