Lukisan Sejarah Perjuangan Indonesia
Merasa bahwa diplomasi tak dapat memberi jalan, maka pemuda Tebingtinggi memutuskan merebut senjata secara paksa dari tentara Jepang. Dari situ kemudian muncul berbagai insiden perebutan senjata yang diwarnai dengan perkelahian antara pemuda dan tentara Jepang, bahkan berakhir dengan terbunuhnya tentara Jepang.
Ketengangan terus meningkat hingga tentara Jepang tak berani berjalan sendiri di kota Tebingtinggi, tanpa barisan lengkap.
Menyusul semakin meningkatnya insiden perebutan senjata, pada tanggal 12 Desember 1945 pihak Jepang kembali mengundang pimpinan pemerintahan Tebingtinggi dalam perundingan.
Namun, rakyat yang curiga dengan kegagalan perundingan tersebut segera melakukan persiapan perang menghadapi tentara Jepang dengan memblokir seluruh akses jalan kota Tebingtinggi.
Namun hingga pagi hari 13 Desember 1945, tak terlihat gerakan mencurigakan dari tentara Jepang, sehingga rakyat membuka seluruh blokade jalan dan para pemuda serta laskar meninggalkan pos-pos jaga mereka.
Setelah seluruh blokade dibuka, pada pukul 14.30 hari itu 13 Desember, tentara Jepang mengepung Kota Tebingtinggi. Dengan gerakan perang dan dilengkapi sejumlah tank, tentara Jepang masuk dan menyusuri jalan-jalan kota Tebing Tinggi yang kemudian melakukan pembantaian terhadap setiap warga Tebingtinggi yang dijumpai hari itu.