Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)
Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Buaya kerdil, yang memiliki nama ilmiah Osteolaemus tetraspis, merupakan spesies buaya asal Benua Afrika. Hewan ini merupakan spesies buaya terkecil di dunia yang masih hidup hingga saat ini. 

Panjang tubuh buaya kerdil hanya dapat tumbuh hingga maksimal 1,8 meter. Berat maksimum buaya kerdil berkisar pada 45,4 kilogram. Ada fakta apa lagi ya dari buaya kerdil ini? Check this out!

1. Sisik yang melindungi

Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Buaya kerdil memiliki moncong pendek dan tumpul. Buaya ini memiliki warna kulit hitam, kecuali pada bagian bawah tubuhnya yang berwarna kuning. Terdapat corak kekuningan di kepalanya, serta garis-garis cokelat muda di bagian tubuh dan ekornya. Sisik pada hewan ini dapat melindunginya dari cedera serta rasa terbakar saat berada di bawah terik matahari. 

2. Berhabitat di hutan hujan

Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Buaya kerdil memiliki daerah persebaran yang membentang dari wilayah Sub-Sahara hingga Afrika tengah-barat. Habitat utama buaya ini berupa hutan hujan. Buaya kerdil hidup di wilayah dataran rendah tropis, di mana mereka mendiami rawa-rawa dengan vegetasi lebat, serta sungai kecil dengan arus yang mengalir lambat. Terkadang, buaya kerdil juga dapat ditemukan di kolam yang berada di sabana.

3. Aktif di malam hari

Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/Thesupermat)

Buaya kerdil merupakan hewan yang aktif di malam hari. Pada waktu malam hari ini, mereka akan mencari makan di tepi sungai. Saat siang hari, hewan ini menghabiskan waktunya untuk beristirahat di liang, yang umumnya berada di sepanjang tepi sungai. Liang ini berbentuk terowongan yang digali di dalam tanah dan terdapat tempat masuk dan keluar untuk buaya. Ketika buaya kerdil sulit menemukan tempat menggali liang yang sesuai, buaya ini akan beristirahat di akar pohon yang terbenam di air. 

4. Hewan berdarah dingin

Buaya kerdil berendam (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Seperti reptil pada umumnya, buaya kerdil merupakan hewan berdarah dingin, sehingga hewan ini perlu untuk selalu menjaga suhu tubuhnya. Ketika suhu udara rendah, buaya kerdil akan berjemur untuk menghangatkan diri. Namun, saat cuaca panas, buaya ini akan berendam di dalam perairan. 

Ketika di dalam air, tubuh buaya akan terendam, sementara mata dan lubang hidungnya berada di atas permukaan air. Hal ini dapat membuat buaya kerdil dapat tersembunyi dari predator serta dapat melakukan serangan mendadak saat mangsa muncul.

5. Pemakan hewan berukuran kecil

Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/Ryan E. Poplin)

Buaya kerdil bersifat karnivora. Hewan ini biasanya memburu burung, katak, kodok, tikus, ikan, krustasea, dan hewan kecil lainnya. Ketika makanan utamanya sedang terbatas, terkadang buaya kerdil juga akan mengonsumsi bangkai.

6. Sarang bertelur dari tumbuhan busuk

Buaya kerdil (commons.wikimedia.org/Hedwig Storch)

Musim kawin buaya kerdil terjadi pada bulan Mei hingga Juni. Buaya betina akan membangun sarang berupa gundukan dari tumbuhan yang telah membusuk. Pada sarang ini, buaya betina akan bertelur hingga 20 butir. Tumbuhan yang membusuk ini akan menghasilkan panas yang membantu proses pengeraman dari telur.

Selama 3 bulan, buaya betina akan mengawasi sarang telur dan melindunginya dari predator. Ketika telur menetas dan induk betina mendengar panggilan dari anak-anaknya, maka induk akan menggali sarang dan membantu anak-anaknya keluar. Dengan lembut dan hati-hati, buaya betina mengambil anak-anaknya menggunakan mulut dan membawanya ke air. 

Buaya kerdil di habitat alaminya menghadapi ancaman dari warga lokal yang memburu dagingnya. Selain itu, meningkatnya aktivitas manusia di seluruh wilayah habitat alami mereka juga sangat mengancam keberadaan populasi dari buaya ini. Hal ini menyebabkan buaya kerdil masuk ke dalam kategori genting atau rentan terhadap kepunahan berdasarkan data IUCN Red List. 

Editorial Team