5 Keunggulan Kopi Mandheling Jika Kamu Ingin Coba Membuka Coffeeshop

Bibit kopi Mandheling dahulunya didatangkan oleh kolonial Belanda pada tahun 1835. Bibit tersebut konon dibawa dari Jawa oleh perusahaan NHM milik Raja Willem 1 kemudian disebar di wilayah Mandailing hingga pada akhirnya memproduksi sekitar 9,3 ton biji kopi pada tahun 1848.

Tak hanya itu, kopi Mandheling dikenal banyak orang juga memiliki tingkat keasaman (acidity) yang relatif rendah. Hal ini menjadi karakter yang khas dari kopi Mandheling hingga pamornya cukup disorot para penikmatnya.

"Ketika kita mencoba kopi Gayo, kita menemukan karakter di mana body-nya kecil sementara acidity-nya tinggi. Kopi Lintong kebalikannya, body-nya besar sementara acidity-nya rendah. Tapi ketika kita lihat dan rasakan kopi Mandheling, wah, kita menemukan suatu karakter yang bagi saya unik! Di mana body dan acidity-nya balance. Ini menjadi karakter tersendiri bagi kopi Mandheling," kata Amal Samosir, owner Coffeeshop Niscala yang berada di Kota Medan.

Amal menyebutkan jika Coffeeshop miliknya konsisten mempertahankan komoditas kopi Mandheling sebagai menu utama yang favorit.

"Kita konsisten mempertahankan kopi Mandheling dalam list menu kita. Karena kopi ini memang luar biasa unik di samping karakternya yang memiliki body dan tingkat keasaman yang balance. Cita rasa seperti ini yang sesungguhnya bisa dielu-elukan untuk menilai sebuah kopi kualitas jempolan," katanya.

Pamor kopi Mandheling dalam pasar kopi internasional cukup memukau. Bahkan lewat buku "All About Coffee" karya William H. Ukers yang dicetak pada tahun 1922, mendeskripsikan jika kopi Mandheling adalah kopi paling bagus dan termahal di pasar internasional. Prestasi tersebut menyusul cita rasa kopi Mandheling yang memang enak dan berkualitas.

"Kopi Mandheling ini bahkan sampai diekspor juga, loh, ke Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Belanda, dan lain-lain. Pamor kopi Mandheling di pasar internasional seperti mendobrak dan memberikan kejutan yang membanggakan bagi dunia perkopian Indonesia. Meskipun produksi kopi Mandheling sendiri tidak melimpah seperti kopi Gayo," kata Amal.

Anak muda yang memiliki keberanian merintis Coffeeshop ini tak sungkan-sungkan menjelaskan jika pamor kopi Mandheling yang gemilang memberikan nilai jualnya sendiri.

"Tentu kami sangat percaya diri memperkenalkan kopi Mandheling di kedai kopi kami. Kami ingin menunjukan bahwa 'ini loh kopi Mandheling! Selain punya cita rasa yang enak, kopi ini juga sudah diakui di dunia internasional.' Kelebihan-kelebihan ini merupakan suatu senjata pamungkas bagi kita untuk percaya diri memasukkan kopi Mandheling sebagai menu unggulan di kedai kopi," ucap pria berusia 25 tahun itu.

Wilayah tanam kopi Mandheling sendiri berada di kawasan Bukit Barisan yang memiliki ketinggian mencapai 800-1500 mdpl. Keadaan geografis ini membuat kopi Mandheling memiliki keunikan cita rasa yang sulit ditiru.

"Seperti yang kami baca dan cari tahu, kopi Mandheling ini mengandung senyawa kimia yang disebut asam klorogenat yang cukup memberikan manfaat bagi kesehatan. Kadar kafein kopi Mandheling yang arabika juga cukup rendah," beber Amal.

Meskipun dikatakannya memiliki kafein yang cukup rendah, kopi Mandheling tetaplah kopi Mandheling dengan cita rasa yang khas sekaligus cenderung nyaman diperut.

"Nyaman di perut kopi Mandheling ini. Dapat diterima dengan baik pula bagi orang-orang yang menyukai kopi namun perutnya sensitif," tuturnya.

Tiada yang meragukan kualitas kopi Mandheling. Amal menyebut jika kopi Mandheling ini seperti anugerah di jagad perkopian Sumatra. Beruntung baginya di Niscala Coffee yang didirikan bersama teman-temannya selalu konsisten menghadirkan kopi Mandheling yang kaya kualitas dan karakter. Bahkan demi merasakan sensasi mengolah kopi Mandheling, Niscala Coffee sengaja membeli biji kopi mentah untuk mereka roasting dan giling sendiri.

"Kopi ini sangat berkualitas dan kental. Bahkan menimbulkan cita rasa yang macam-macam. Seperti ada ekstrak cokelat, buah, bahkan karamel di dalamnya. Semua berpadu dengan acidity yang relatif rendah dan smooth. Bahkan setelah kita meminumnya, rasa kopinya melekat di langit-langit mulut namun tak terlalu membekas lama," kata pria yang juga merupakan pecinta kopi ini.

Kopi Mandheling disebut Amal cukup eksklusif. Sebab, kopi ini harga dan kualitasnya cukup mahal. Apalagi kopi Mandheling tidak begitu masif produksinya.

"Berbeda seperti kopi Gayo, kopi Mandheling ini cukup eksklusif. Karena produksinya juga tidak masif dan gede-gedean," terangnya.

Iklim wilayah tani di sekitar kebun kopi Mandheling memberikan sedikit banyak pengaruh bagi karakter kopi yang diekspor sampai mancanegara itu. Termasuk berkontribusi dalam menghasilkan aroma yang khas.

"Selain rasa, saya sangat menggemari aroma kopi Mandheling. Benar-benar tidak ada dua. Aroma-aroma herbal dari kopi Mandheling menimbulkan wewangi rempah-rempah, bunga, buah, cokelat, bahkan kacang!" Amal menjelaskan dengan antusias.

Tak sampai di situ, aroma brown sugar (gula aren) anehnya juga ikut menambah khazanah wewangian kopi Mandheling. Atas keunggulan-keunggulan tersebut, Niscala Coffee yang didirikan Amal dan temannya cukup banyak menyajikan kopi Mandheling yang dipesan rata-rata pengunjungnya.

"Rasa dan aroma kopi Mandheling sangat anak muda banget. Tak heran jika kita menjual kopi ini cukup memberikan keuntungan dan gairah yang signifikan," pungkasnya.