5 Cara In-group Bias Memengaruhi Dinamika Kelompok

Fenomena kecenderungan menyukai kelompok sendiri!

Pernah gak sih kamu merasa lebih dekat sama orang-orang yang punya kesamaan denganmu? Misalnya, sama-sama suka band tertentu atau berasal dari kota yang sama. Nah, itu dia yang namanya in-group bias. Sederhananya, kita tuh punya kecenderungan buat lebih suka dan percaya sama orang-orang yang kita anggap 'satu tim' dengan kita.

In-group bias ini ternyata bisa mempengaruhi banyak hal dalam hidup kita, lho. Mulai dari cara kita berteman, bekerja sama, sampai membentuk opini tentang orang lain. Penasaran kan, gimana sih cara in-group bias ini bekerja? Nah, berikut adalah lima cara in-group bias yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak!

1. Preferensi terhadap anggota kelompok sendiri

5 Cara In-group Bias Memengaruhi Dinamika Kelompokilustrasi berbincang (pexels.com/William Fortunato)

Kita cenderung memberikan perlakuan istimewa kepada mereka yang kita anggap ‘satu tim’ dengan kita. Misalnya, saat kamu melihat seseorang yang mendukung tim olahraga favoritmu, kamu lebih mudah memberikan senyum atau bantuan. Ini terjadi karena adanya identifikasi diri dengan kelompok tersebut, yang secara tidak sadar mempengaruhi sikap dan perilaku kita.

Selain itu, preferensi ini juga termanifestasi dalam keputusan sehari-hari, seperti memilih teman kerja untuk proyek atau memberikan rekomendasi pekerjaan. Kita lebih cenderung membantu mereka yang memiliki kesamaan, baik itu hobi, asal daerah, atau bahkan pilihan fashion.

2. Persepsi negatif terhadap kelompok lain

5 Cara In-group Bias Memengaruhi Dinamika Kelompokilustrasi mengejek (pexels.com/Keira Burton)

In-group bias membuat kita cenderung melihat kelompok lain dengan pandangan yang kurang baik. Ini bisa berujung pada prasangka dan diskriminasi, lho. Kita mungkin secara tidak sadar memberikan label negatif atau menganggap kelompok lain kurang kompeten hanya karena mereka berbeda dari kelompok kita.

Persepsi negatif ini sering kali muncul dalam bentuk stereotip atau asumsi umum yang tidak berdasar. Misalnya, menganggap bahwa semua anggota kelompok tertentu memiliki sifat yang sama, yang bisa mengarah pada kesalahpahaman dan konflik antarkelompok.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Hubungan Kerja Sama Tim di Tempat Kerja

3. Konflik dan persaingan

5 Cara In-group Bias Memengaruhi Dinamika Kelompokilustrasi teman (pexels.com/Yan Krukau)

Ketika ada sesuatu yang bernilai diperebutkan, in-group bias bisa memicu persaingan antarkelompok. Hal ini sering terjadi di lingkungan kerja atau dalam kompetisi olahraga. Kita menjadi lebih protektif terhadap apa yang kita miliki dan cenderung bersikap defensif terhadap kelompok lain yang kita anggap sebagai pesaing.

Persaingan ini tidak hanya terbatas pada sumber daya fisik seperti uang atau posisi, tetapi juga pada pengakuan dan status sosial. Kita ingin kelompok kita dianggap lebih baik, yang bisa memicu sikap kompetitif yang tidak sehat.

4. Solidaritas kelompok

5 Cara In-group Bias Memengaruhi Dinamika Kelompokilustrasi remaja (pexels.com/Andy Barbour)

In-group bias juga meningkatkan rasa solidaritas dalam kelompok. Kita jadi lebih rela berbagi informasi dan sumber daya dengan anggota kelompok sendiri. Ini menciptakan ikatan yang kuat dan mendukung kerjasama yang erat di antara anggota.

Rasa solidaritas ini bisa sangat positif, membantu kelompok untuk mencapai tujuan bersama dan mendukung satu sama lain dalam situasi sulit. Namun, ini juga bisa membuat kita kurang terbuka terhadap ide-ide baru dan orang-orang dari luar kelompok kita.

5. Pengaruh moral dan norma

5 Cara In-group Bias Memengaruhi Dinamika Kelompokilustrasi remaja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Bias ini juga bisa dipengaruhi oleh nilai moral dan norma yang berlaku dalam kelompok. Misalnya, jika kelompokmu menghargai kejujuran, kamu akan lebih kritis terhadap anggota kelompok lain yang tidak menunjukkan nilai tersebut. Ini bisa memperkuat in-group bias dan mempengaruhi bagaimana kita menilai orang lain.

Di sisi lain, norma kelompok juga bisa mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan kelompok lain. Jika kelompok kita memiliki norma yang inklusif dan menerima perbedaan, maka kita akan lebih terbuka dan menerima terhadap kelompok lain.

Nah, itulah lima cara in-group bias mempengaruhi dinamika kelompok. Ternyata, tanpa kita sadari, pikiran kita seringkali dipengaruhi oleh bias ini. Dengan memahami in-group bias, kita bisa jadi lebih sadar dan berusaha untuk lebih objektif dalam menilai orang lain.

Baca Juga: 5 Cara Membangun Kepercayaan Diri dalam Lingkungan Kerja Baru

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya