ilustrasi meja kerja (unsplash.com/Mikey Harris)
Pada generasi Boomer yang lahir pada 1946-1964, umumnya dikenal sebagai pekerja keras. Kondisi yang ada pada saat itu membuat mereka harus lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan keluarganya. Lalu, pada generasi X yang lahir pada 1965-1980, mereka mulai mencoba menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi dan keluarganya.
Namun, berbeda dengan generasi Y atau Millennials yang lahir pada 1980-1996. Generasi ini dikenal memiliki stereotip sebagai kelompok yang tidak sabaran. Generasi ini hampir sama dengan generasi Z yang lahir 1997-2015. Stereotip yang terjadi adalah mereka
dinilai tidak loyal.
Irna mengatakan, kalau dilihat kondisi tenaga kerja yang ada, masih meliputi keempat generasi tersebut, sehingga kadang menimbulkan konflik karena kurangnya pemahaman
tentang masing-masing generasi.
"Pola asuh yang diberikan oleh setiap generasi inilah tampaknya yang kemudian menciptakan generasi penerus yang kemudian menjadi generasi quiet quitting," ujarnya.
Jika orang tua sebelumnya yang dibesarkan oleh generasi Boomer, maka anak merasa kekurangan kasih sayang akibat orang tuanya yang gila kerja. Maka ketika mereka memiliki anak, mereka cenderung menjadi over concern, terlalu menaruh perhatian pada anak-anaknya sehingga menjadikan anak sebagai prioritas utama dalam kehidupannya.
"Banyak orang tua yang tidak menginginkan anaknya terlalu lelah atau mengalami kesulitan. Anak menjadi kurang terlatih menghadapi tekanan dalam pekerjaannya," ucapnya.