Medan, IDN Times- Sindy merupakan salah seorang copywriter yang memanfaatkan media sosial untuk sebuah peruntungan baru. Ia mendapatkan informasi kerja lewat Twitter.
"Jadi ada informasi gitu di twitter dari akun tempat becandaan gitu, dikirimin teman, isinya dibutuhkan copywriter finance untuk digital banking, butuh cepat kirim curriculum vitae ke alamat email yang tertera," ujar Sindy, saat dihubungi IDN Times, Jumat (10/9/2021).
Sindy bercerita, awalnya hanya sekadar iseng baca informasi lewat Twitter. Bahkan, katanya ia tak tahu detil tentang perusahaan yang dia lamar. Namun, setahun belakangan, ia menyadari sudah menyukai dunia finance.
"Coba aja deh. Kirim curriculum vitae dan portofolio, emang gak nyangka juga malah dapat kerja dari twitter. Kayak becanda banget, tapi emang iya gitu. Bahkan gak tertera nama kantornya apa, di mana, karena informasi yang dikasih tahu cuma dibutuhkan digital banking, eh rupanya setelah kirim berkas, dua minggu kemudian dikabari untuk interview," cerita Sindy.
Namun setelah melewati proses wawancara, ia akhirnya diterima di Bank DBS Indonesia, menjadi copywriter. Kini, ia menangani project finance.
"Sekarang kerjanya khusus digital banking untuk nasabah prioritas. Spesifik banget seputar finansial jadi lebih deliver campaign yang ngarahin ke produk pengelolaan kekayaan untuk segmen tertentu. Kalau di sini baru enam bulan," ucap Sindy.
Sebelumnya, ia bekerja di sebuah media agency di Kota Medan. Menjadi copywriter, ia bekerja untuk menangani project yang beragam saat itu.
"Pekerjaan pertama itu lebih menangani palugada, apa lu mau gue ada. Kayak ngerjain apapun project yang client kantor minta. Mulai dari lifestyle, properti, event organizer dan perkebunan. Kerja di sini ada sekitar setahun," ujar Sindy.
Sindy bercerita, selepas resign di bulan Oktober, ia memilih rehat sejenak. Katanya, ia sudah mempersiapkan keberanian dan tabungan untuk rehat.
"Selepas resign dari kantor lama, emang kayak mau break. Kayak ada di fase udah harus move nih karena semua yang mau dicapai udah terwujud di kantor sebelumnya. Butuh pindah ke kolam yang besar tapi lagi jenuh banget kerja. Jadi ada waktu dua bulan untuk istirahat," ceritanya.
"Resign untuk leha-leha gitu selama dua bulan, tapi berani resign karena udah ada tabungan dan udah tahu mau kemana, gak hopeless gitu ya," sambungnya.
Sindy bilang, saat mengikuti sesi wawancara, ia menuliskan poin krusial yaitu terkait adaptasi di tengah pandemik COVID-19 saat ini.
"Poin krusial waktu wawancara itu, bicarain soal adaptasi karena kita kan di masa pandemik. Kita harus siap untuk bisa menyatu dengan hal-hal baru. Apalagi masuk kantor baru di tengah situasi pandemik dan langsung kerja jarak jauh gitu, nah gimana respon kita?," katanya.
Berhasil apply kerja lewat media sosial, Sindy menyebutkan sejumlah kelebihan yang didapatkan. "Kalau kelebihan apply lewat situs resmi pasti kita lebih yakin gitu proses rekrutmennya. Tapi perlu kita tahu lebih jeli kalau gak semua pekerjaan dipost di platform resmi, biasanya lebih ke rekrutmen skala besar," ujar Sindy.
"Nah ada beberapa jalur rekomendasi gitu, atau emang slotnya lagi kosong atau pelebaran divisi dan butuh orang lebih cepat. Jadi mungkin beberapa kantor lebih manfaatin cara paling efisien gitu menurut mereka. Sebenarnya kalau kita apply lewat situs resmi kayak saingan lebih banyak," tuturnya.