Dunia kerja modern kerap dianggap semakin inklusif, tetapi microaggression, komentar atau perilaku halus yang merendahkan berdasarkan identitas seseorang, masih sering terjadi. Baik disadari atau tidak, tindakan seperti pertanyaan bernada prasangka, lelucon stereotip, atau pengabaian dalam rapat bisa berdampak besar pada kesehatan mental dan perkembangan karier.
Artikel ini mengupas strategi cerdas untuk menghadapinya tanpa harus mengorbankan profesionalitas atau hubungan kerja.
Microaggression seringkali sulit dibuktikan, tapi efeknya nyata. Rasa tidak dihargai, penurunan kepercayaan diri, bahkan keinginan untuk keluar dari pekerjaan. Banyak orang memilih diam karena takut dianggap "terlalu sensitif" atau khawatir reputasinya terganggu.
Namun, dengan pendekatan yang tepat, situasi ini bisa diubah menjadi peluang untuk edukasi dan penguatan diri.