Foto layar laptop yang menampilkan bahasa pemrograman. (pexels.com/luis gomes)
Di balik pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), ada satu profesi yang sangat penting namun sering kali tidak terdengar di media, yaitu penyusun protokol etika AI. Profesi ini memiliki peran yang sangat krusial, yakni memastikan bahwa penggunaan AI oleh perusahaan tidak menimbulkan pelanggaran etika atau berisiko pada dampak sosial yang merugikan.
Sebagai penyusun protokol etika AI, tugasmu adalah merancang kebijakan dan aturan yang mengatur bagaimana teknologi canggih ini digunakan secara bijaksana dan bertanggung jawab, agar tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga masyarakat luas.
Bayangkan, kamu bekerja untuk perusahaan besar seperti Google, Microsoft, atau perusahaan teknologi terkemuka lainnya, dan bertanggung jawab untuk merancang aturan mengenai penggunaan AI yang tidak hanya efisien, tetapi juga adil dan aman. Untuk pekerjaan ini, kamu membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang teknologi kecerdasan buatan, tetapi tidak hanya itu, pengetahuan mengenai etika, hukum, dan dampak sosial dari teknologi juga sangat penting.
Kamu harus bisa merancang kebijakan yang memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang tidak merugikan hak asasi manusia, mempromosikan kesetaraan, dan mengurangi potensi penyalahgunaan.
Mengapa profesi ini begitu dibutuhkan? Dunia kita saat ini sedang bergerak menuju era otomatisasi, di mana AI semakin pintar dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun, dengan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang, muncul juga potensi penyalahgunaan yang bisa menimbulkan dampak negatif, seperti diskriminasi otomatis, pelanggaran privasi, atau bahkan pengangguran massal. Profesi penyusun protokol etika AI hadir untuk menjadi penjaga moral dari teknologi ini, memastikan bahwa meskipun AI bisa mengubah dunia, perubahan tersebut tetap membawa manfaat dan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Gaji yang bisa kamu terima untuk pekerjaan ini juga cukup fantastis. Seorang penyusun protokol etika AI bisa mendapatkan gaji mulai dari $150.000 hingga $300.000 per tahun, yang setara dengan sekitar Rp2,5 miliar rupiah per tahun, tergantung pada pengalaman dan perusahaan tempat kamu bekerja.
Ini adalah penghasilan yang sangat menggiurkan mengingat besarnya tanggung jawab yang diemban, serta pentingnya profesi ini dalam membentuk masa depan teknologi yang lebih baik.