Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi interview (vecteezy.com/dao_kp20226443)

Intinya sih...

  • Tunjukkan percaya diri tanpa kesan sok jago, dengan bicara tentang pengalaman dan prestasi secara tenang dan jelas.

  • Fokus ke kecocokan posisi, bukan kebutuhan pribadi, agar terlihat sebagai solusi bagi perusahaan.

  • Sebutkan pilihan lain dengan cara elegan, lakukan follow-up yang profesional, dan tetap tenang serta sabar dalam proses rekrutmen.

Masuk ruang wawancara sering kali bikin deg-degan. Apalagi kalau kamu lagi benar-benar butuh kerjaan. Tapi percaya deh, rasa butuh yang terlalu kentara justru bisa bikin kamu kehilangan peluang.

HRD bukan cuma nyari orang yang “mau banget” kerja, tapi juga seseorang yang bisa dipercaya, tenang, dan tahu kemampuan dirinya. Bukan berarti kamu harus bersikap cuek, ya. Tapi penting untuk menunjukkan bahwa kamu percaya diri, bukan putus asa.

Kamu bisa tetap menunjukkan antusiasme tanpa terkesan memelas. Nah, agar kamu makin siap, ini lima cara cerdas untuk menarik perhatian HRD tanpa harus terlihat seperti sedang “mengemis” pekerjaan.

1. Tunjukkan percaya diri tanpa kesan sok jago

ilustrasi percaya diri (pexels.com/Antoni Shkraba)

Percaya diri itu kunci. Tapi jangan sampai kelewat batas sampai terkesan arogan, ya. Caranya simpel, cukup bicarakan kelebihan kamu dengan tenang dan jelas.

Hindari kalimat seperti, “Saya rasa saya cukup bisa kerja tim,” dan ganti dengan kalimat yang lebih konkret seperti, “Di pekerjaan sebelumnya, saya dipercaya memimpin tim dalam beberapa proyek kolaboratif dan berhasil menyelesaikannya sesuai deadline.”

Kamu juga bisa jaga bahasa tubuh tetap stabil. Duduk tegak, kontak mata yang wajar, dan senyum seperlunya bisa bantu kamu terlihat lebih yakin. Intinya, jangan terlalu banyak membuktikan diri dengan kata-kata, cukup tunjukkan lewat cara kamu menyampaikan pengalaman dan pencapaian.

2. Fokus ke kecocokan, bukan ke kebutuhan pribadi

ilustrasi wawancara kerja (unsplash.com/Jason Goodman)

Sering kali karena terlalu ingin diterima, kamu jadi bilang, “Saya sangat butuh pekerjaan ini,” atau “Saya akan terima berapa pun gajinya.” Kalimat seperti ini malah bisa bikin HRD berpikir kamu gak percaya diri dan gak punya daya tawar.

Lebih baik arahkan pembicaraan ke alasan kenapa kamu cocok dengan posisi tersebut. Misalnya, kamu bisa bilang, “Saya melihat posisi ini sangat selaras dengan pengalaman saya di bidang pengembangan produk dan saya tertarik membantu tim mencapai target tahun ini.” Dengan begitu, HRD melihat kamu sebagai solusi, bukan seseorang yang sedang cari penyelamat.

3. Sebutkan pilihan lain dengan strategi yang tepat

ilustrasi interview (vecteezy.com/Anatolii Cherkas)

Biar gak kelihatan desperate, kamu bisa sesekali menyebutkan bahwa kamu juga sedang menjajaki beberapa opsi lain. Tapi tetap dengan cara elegan. Misalnya, “Saat ini saya sedang mengikuti beberapa proses rekrutmen, tapi saya merasa posisi di sini paling cocok karena pendekatannya terhadap inovasi dan tim yang kolaboratif.”

Kalimat seperti ini bikin kamu terlihat sebagai kandidat yang punya nilai dan dicari banyak perusahaan, tapi tetap punya alasan kuat kenapa kamu tertarik dengan posisi ini.

4. Lakukan follow-up dengan cara yang elegan

ilustrasi email (pexels.com/Taryn Elliott)

Banyak orang takut follow-up karena khawatir dianggap mengganggu. Padahal, follow-up yang dilakukan dengan niat dan waktu yang tepat justru menunjukkan kamu serius dan profesional.

Kirim email ucapan terima kasih setelah wawancara bisa jadi awal yang baik. Seminggu kemudian, kamu bisa kirim pesan singkat menanyakan update dengan nada sopan dan santai.

Kamu juga bisa menyisipkan informasi tambahan yang relevan, misalnya artikel atau project yang sempat dibahas dalam wawancara. Ini bisa jadi cara halus untuk tetap diingat tanpa terkesan maksa.

5. Tetap tenang dan sabar meski prosesnya lama

ilustrasi tersenyum (pexels.com/Umar ben)

Proses rekrutmen gak selalu cepat. Kadang HRD butuh waktu untuk konsolidasi internal, ngecek budget, atau menunggu persetujuan atasan. Kalau kamu terlalu fokus ke satu peluang dan tiap hari nunggu kabar, itu bisa bikin kamu jadi makin gugup dan gak fokus cari peluang lain.

Lebih baik tetap lanjutkan proses cari kerja di tempat lain. Dengan begitu kamu tetap punya pilihan dan gak terlalu menggantungkan harapan ke satu pintu aja. Semakin banyak opsi, semakin tenang kamu saat menghadapi proses wawancara.

Jadi, rahasia menarik hati HRD bukan soal seberapa besar kamu ingin kerja di tempat itu, tapi seberapa besar kamu bisa menunjukkan bahwa kamu adalah kandidat yang tepat dan siap berkontribusi. Kamu gak perlu bersikap memelas atau terlalu berusaha terlihat “paling butuh”. Cukup tampil sebagai dirimu yang percaya diri, relevan, dan punya tujuan jelas.

Ingat, wawancara kerja bukan ujian yang harus kamu lulusin demi nilai semata. Ini adalah kesempatan dua arah: kamu juga sedang menilai apakah tempat itu cocok untuk kamu. Dengan mindset seperti ini, kamu akan lebih tenang, lebih jujur, dan pastinya lebih menarik di mata HRD. Semangat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team