Film DEMI Karya Anak Medan Berhasil Sentuh Hati Penonton
Tayang perdana di Ruang Audio Visual Museum Negeri Sumut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Pertunjukan suatu karya film pendek berdurasi sekitar 18 menit yang diberi judul DEMI, dari sutradara bernama Ori Semloko berhasil menyentuh hati penonton, dan bangkit dengan pola pikir cerdas secara psikologis sosiologi.
Pertunjukan ini masih tayang perdana, yang digelar di Ruang Audio Visual Museum Negeri Sumut Jalan HM Joni Medan, pada Selasa (24/1/2023).
Ori Semloko selaku Sutradara menjelaskan bahwa, terkhusus untuk hari ini pemutaran film premier berjudul Demi, pada genre ini masuk semi horor yang menceritakan tentang seseorang yang terdampak COVID-19 memiliki harapan yang besar namun kemampuan tubuhnya meninggal begitu cepat sehingga tidak seimbang antara harapan dan kematian. Akhirnya membuat dirinya menemukan satu fenomena bahwa ia harus mati dengan cepat.
“Hal ini yang membuat ia mati dengan banyak harapan di kepalanya yang secara visual diinterpretasikan, bagaimana seseorang yang dalam kondisi tersebut menghadapi kematiannya dan bagaimana seseorang memahami kematiannya,” katanya.
Baca Juga: Orangutan Evakuasi dari Karo Mati, Ada Luka Kekerasan Fisik
1. Diharapkan film DEMI bisa masuk ke beberapa festival film hingga kancah nasional
Ori berharap film ini bisa masuk ke beberapa festival film hingga kancah industri perfilman nasional, dan untuk kawula muda yang suka juga konsentrasi ke film agar bisa menjadi bibit membentuk ekosistem film di Indonesia khususnya Kota Medan.
Produser dalam film ini adalah Diana Saragih, dan nantinya akan digelar secara roadshow ke beberapa sekolah dan kampus maupun komunitas film di Kota Medan.
Sebelum pemutaran film DEMI, ada dua film yang juga diputar dengan menceritakan budaya dan suasana di daerah Karo, dan ketiga film ini dinilai bersinggungan tentang alam dan kepercayaan lain.
“Secara narasi kekinian itu dianggap sesuatu yang horor. Tetapi, melalui ketiga film ini disampaikan bahwa hal yang sepeti itu masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga masih bisa diterima dengan akal sehat. Bagaimana masyarakat atau manusia ini bisa bersentuhan dengan alam lain itu,” jelasnya.
Film pertama berjudul Pisau Surit yang diperankan oleh Novia Situmeang (salah satu peserta kontestan Indonesian Idol), film kedua berjudul Penusur Sira dan film ketiga berjudul Demi.
Menanggapi film tersebut, Kepala Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Muhammad Arifin dengan adanya film Demi dari Komunitas Produksi Film Sumatera Utara sangat berdampak positif sehingga membuat pemuda dan pemudi di Desa antusias.
“Apalagi target Pemerintah adalah pulih lebih cepat terutama ekonomi. Mudah-mudahan jadi motivasi sehingga banyak nantinya pemain film yang hadir di Desa dan warga Desa ikut berpartisipasi,” ujarnya.
Hadir juga tokoh masyarakat Karo yaitu dokter Roy Kaban yang ikut nonton bareng 3 film tersebut dan ikut memberikan statement bahwa, sangat perlunya film-film yang disutradarai dan diperankan oleh anak-anak muda menonjolkan kebudayaan.
“Supaya anak muda tetap mempertahankan dan melestarikan budaya kita. Kemajuan jaman dengan diikuti kemajuan teknogi harus bisa anak muda manfaatkan untuk memajukan adat istiadat dan budaya terkhusus budaya di Sumatera Utara,” ungkapnya.
“Kita membutuhkan orang tua terus dapat mendukung dan mensuport anak muda untuk maju dan berkarya mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan budayanya. Sebab kita adalah bangsa Indonesia yang berbudaya,” tambahnya.
Baca Juga: Keseruan Nobar Balada Si Roy di Medan Bersama Mahasiswa USU